@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

Hati-hati Kecanduan

Bismillah...

Ketika ayat Quran saja tidak mampu menyadarkan. Maka lisan manusia satupun tidak akan pernah mempan. 

Hanya taufik dan hidayah saja nanti yang akan menyapa. Datangnya entah kapan.

Betul bukan teman, bahwa ketika seseorang sudah candu dengan sesuatu maka walaupun hati kecilnya mengatakan salah namun dirinya denial.  Selalu membenturkan, membenarkan apa yg diperbuatnya. Atau justru playing victim, menunjuk yang menasehati adalah salah. 

Misal anak kecanduan games, ia akan menangis meraung-raung ketika orangtuanya tarik gadegetnya, ia akan berpikir orangtuanya tidak sayang, maka terapinya pun akan sulit dilakukan.

Seseorang yang mendekati zina, yang sering kontak mesra dengan pacar lillahnya (menurutnya) cinta2an, rindu2an. Maka akan sulit menyadari bahwa tindakannya adalah salah. Lho kan ga ngapa2in, cuma WAan, itupun isinya ga gimana2 kok. Bab ini pernah dibahas bahkan lisanpun yang ditransfer melalui jari, itu sudah kategori dosa besar, apalagi sampai membayangkan wajahnya, tergambar wajah dan kalimat2nya yang mendayu. Hmm, ngeri ya.

Yang dilarang Allah mendekatinya lho. Mendekatinya aja ga boleh ya, apalagi.. subhanallah...

Pun pecandu narkotik, menurutnya itu adalah kebahagiaan tersendiri ketika bisa nge-fly. Padahal rusak akal, rusak pikiran. Tapi dia tetap lari ketika ada seseorang yang ingin menyembuhkan, ia tetap berusaha mencari tempat untuk bisa nge-fly.


See? Kecanduan dalam apapun dapat merusak akal. Sehingga manusia ketika disuguhi ayat akan menolak mencari pembenaran. Dan mengulanginya lagi dan lagi karena rasa candu yang membuatnya nikmat. Setan memandu didalamnya. Follow me, kata setan. Terus ikuti langkahku, asik kan, luar biasa nikmatnya. Lanjutnya.


Bagi kamu yang sedang asik dengan sesuatu, hiburan boleh kok asal tau batasnya. Pun mungkin kontakan dengan lawan jenis 

Jika yang ditanyakan adalah seputar keluarga maka sebuah  kewajaran. Batasi batasi batasi, jangan sampai izzahmu jatuh hanya gara2 sering melayani yang belum halal. Manusia mungkin tak dapat menembus isi chatmu, tapi Allah tahu. Kira2 Lebih baik ditegur manusia atau Allah? 


Yuk, berbenah sahabat. Jangan sampai ketika Allah mencabut ruh kita, kita dalam kondisi sedang candu dengan sesuatu. Naudzubillah...


Caranya? Dengan memperbanyak mendekatkan diri pada Yang mencipta. Sebenarnya dengan ibadah saja, diri kita ini sudah luar biasa sibuk lho... Iya ga sih? Jadi buat yang macem2 itu malah ga sampe terpikirkan. Memang Rasul tuh udah yabg paling bener mencontohkan, hati2 dengan 2 nikmat yang melalaikan manusia yaitu  kesehatan dan waktu luang. Selanjutnya, buka mata buka hati, apakah benar perbuatanku ini secara syariat?


Karena saya belum menemukan dalil dari candu itu dihalalkan atau saya kurang jauh mainnya? Monggo share ya jika ada yang tahu. Ya kecuali candu pada Quran, candu pada ibadah, candu pada hal yang sifatnya positif, itu baru luar biasaaa... Masya Allah... Jempoool 4 buat kamu, hihi...

No comments