@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

Dear Say

Dear Say,

Apakah kamu menyesal?

Pertanyaan itu yang sering kali kamu ulang-ulang. ketika percikan masalah mengisi ruang dinamika bahtera kita.

Apakah kamu menyesal?


Apakah aku menyesal?

Hei, Stop! Tentu saja selalu ku katakana padamu say, pemilik hati paling dermawan, lelaki sholih yang tak romantis, lelakiku kini dan selamanya : Tidak! Aku katakan sekali lagi tidak! Tidak pernah sekalipun terbetik rasa yang kau katakan itu. Aku tidak pernah sama sekali menyesal berdampingan denganmu, say.

Ujian terbesar yang kita lalui hampir saja musnah. Kesungguhan itu memang selalu harus berdampingan dengan perjuangan. Maka perjuangan yang panjang dan berliku seputar keuanganpun menjadi pembuka episode pertama rumah tangga kita. 

Say, kamu ingat? Ketika usahamu dipermainkan dan dikuasai oleh temanmu dan aku yang statusnya sedang hamil dan menjadi freelancer. Kita pernah mengorek-ngorek recehan sisa-sisa uang, hanya untuk membeli roti atau kerupuk sebagai pendamping nasi, diwarung sebelah. Ketika menemukan logam bertuliskan 500, alangkah bahagianya hatiku seperti menemukan harta karun yang pencariannya memerlukan perjuangan. Hahahaha… Tentu saja lucu jika ingat hal itu sekarang. Dan parahnya, kita tak pernah memberitahu keluarga, sodara, teman atau siapapun untuk memberi tahu kondisi kita. Untuk apa? Agar mereka mengasihini kita? Tidak! Kita tidak butuh itu. Kita masih punya tenaga untuk berusaha dan bekerja. 

Need

Bismillah...
 
"Disuruh berdoa bukan utk memberitau Allah, namun agar kita slalu sadar bhw kita adlh hamba yg sangat memerlukan pertolongaNya."

#Adeeeem :)

Memilih Pasangan, Ehm!

Bismillah...

Barusan dapat BBM dari teman kampusku dulu. Yang kita tuh kemana-mana sering bareng. 4sekawan, meski aku cewek sendirian, bahagianya adalah mereka menghormatiku dengan statusku sebagai muslimah berjilbab. Mereka ga memperlakukanku seperti berinteraksi dengan cewek yang tidak menggunakan hijab. Hijab bukan soal Gue yang paling bener, Lo yang Salah. Namun hijab adalah identitas. Ups, daripada kepanjangan prolognya, mari kita simak saja obrolan dengan teman kampusku itu :

X (Nama disamarkan)

S (Shine alias Aku :D)

X : Mau curcol ni...

S : Monggo, silahkan...

X : Lagi dekat dengan seseorang tapi takut untuk memulai.

S : Takut kenapa emang?

X : blablabla (Intinya takut untuk kecewa)

S : Kalau sama yg mirip Titi Kamal itu kenapa emang, ga jadi?

X : Dianya mau fokus skripsi dulu

S : Owh, terus sama yang ini yang mana ya?

X : Aku kirimin fotonya yak, nanti kamu kasi masukan

S : Okay

Terkirimlah foto seorang perempuan modis dan terlihat intelek.

S : Cantik! dan akan lebih ciamik kalau menggunakan hijab

X : Iya.

S : Apa yang menarik dari dia?

X : Kayak kamu pokoknya. Pekerja keras, mandiri, dewasa, cantik tentunya dan smart. Cuma ya itu belum berhijab

S : Kira-kira bisa ga kalau dinasehatin? Maksudnya orangnya open minded ga?

X : Agak ngeyel sih, haha. Kayak kamu

S : Heh enak aja, emang aku ngeyel?

X : Iya

S : Wahm berarti susah dunk. Cari yang lain aja gimana? Soalnya kalau hijab kan emang kewajiban seorang muslimah *IMHO

X : Ga ngeyel sih. Katanya sih ada niatan pake hijab. Cuma nanti katanya. Hmmm, gitu ya? Jaminan ga sih wanita berhijab lebih baik dari yang enggak?

S : Enggak juga sih. Cuma setidaknya itu dah nunjukin penghambaannya, ketundukannya. Logikanya gini : Sama Allah aja ga tunduk, apalagi sama suami nantinya..

X : Yayaya. Paham

S : Ahaha. Aku ga bermaksud mendoktrin kamu ya. Masing-masing punya pilihan sendiri kok. Hanya ngasi masukan aja. Selebihnya the choice is yours. Dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya.

X : Oke, thank you.

Urusan Perasaan

Bismillah...

Ngomong-ngomong tentang perasaan. Saat ini, saya sedang dilanda perasaan galau. Akibat nonton edensor dan jalan-jalan gagal, hihi... *lirik suamiku. Karena kita sama-sama manusia, tentunya akan memiliki perasaan yang sama jika sesuatu yang kita inginkan tak tercapai. Bedanya hanya pada tindakan setelahnya saja. Ada yang menyikapinya dengan uring-uringan, misuh-misuh, pun senyum keikhlasan dengan mengalihkan perhatian ke "sesuatu" yang dapat melarutkan perasaan.

Dan, akhirnya saya memilih untuk online sebagai pelarut panas dalam (wkwk, larutan kaleee). Buka FB, blog walking (walaupun cuma nguntit doank) dan buka situs-situs lainnya. 

Dipertemukanlah saya pada satu postingan yang sangat menarik sekali. Apalagi jika bukan tentang perasaan. Saya ngikik bacanya. Semoga ini bisa jadi pembelajaran bagi kita, khususnya yang masih pada single biar tepat mengurusi perasaan.

Ini dia saya copaskan dari FP Tere Liye :

Kaget!

Bismillah...

Setelah shock file-fileku hilang, sekarang shock apalagi? huhu... Anakku hilang! Bener-bener bikin stress, tadi tuh pengen beli ayam sabana  pas banget Fathan lagi tidur, muter otak, akhirnya ta' titip saja sama tetangga Fathan-nya dan Alhamdulillah  mereka berkenan. Legalah, naik angkot sekali langsung nyampe (hoho ga mau rempong), beli abis itu pulang. Agak gereget juga soalnya angkot pas pulang udah kayak siput jalannya, lemooot banget lebih lemot dari modem yg keabisan kuota :D :P. 

Singkat cerita, berjalanlah aku dengan segera, takut Fathan keburu bangun. Dan Alhamdulillah, ada si Icha (anak 10 tahun yg ngejagain). 

"Gimana cha? Nangis ga?"
"Ga tuh mama Fathan dari tadi ga kedengeran suara." Katanya sambil nangklok di jendela.
"Alhamdulillah... Makasih ya..."

Buka pintu, lihat kamar, Hah??? Fathan mana? ta' cari-cari siapa tau terselip dibawah kasur (kebiasaan Fathan kalau tidur, jabrah). Daaan, Nihil! Bergegaslah aku nyari ke tetangga, tanya-tanya, katanya ga tau, dari tadi ga kedengeran suaranya, begitu.
MasyaAllah, pengen nangis rasanya. Menggalau dan ketika si Icha keceplosan nyengir, aku langsung nerobos rumahnya dia tanpa permisi, semua ruangan sudah dicek, hasilnya? NOT FOUND! Ya Allah, anakkuuu... *slow motion

Sampailah pada bunyi gaduh dikamar mandi, segera ku cek dan  benar! wkwkwk, Fathan diumpetin sama bocah-bocah. MasyaAllah, ada-ada aja. Ngakaklah aku, nangislah Fathan dengan kejernya, hihi... Parah!
Bocah-bocah emang pada iseng, bikin jantung mau copot aja.

Pria Kecil Di Jendela, Fathan Chan :D :P

Maka jagalah ia dengan sungguh-sungguh
Sebagai sebuah amanah
Sebagai sebuah anugerah

Kembalilah, Nak

Bismillah

Huaaaaa...

Shock ketika melihat data-data saya hilang dengan begitu mudahnya. Virus, errrrr… langsung saya menangis terisak. Secara bagi penulis, karyanya merupakan anak baginya. Bisa dibanyangkan bagaimana rasanya kehilangan anak? Nyeseeek, lebih nyesek dari sakit asma. Eits, tunggu! Emang saya penulis? Hehe, ya anggap saja begitu walau karya masih acak adul.

Yang disayangkan dari file dengan kapasitas 15GB adalah berisi file-file penting seperti

  • Naskah novel saya yang sudah saya tulis 100halaman lebih (tinggal sekitar 50halaman lagi padahal T.T).
  • Draft naskah beberapa novel T.T
  •  Bank Ide saya yang didalamnya terdapat kumpulan ide-ide saya untuk menulis. Baik cerpen, artikel, novel atau nonfiksi T.T
  • Dan yang paling parah foto-foto pernikahan saya raib begitu saja, mana kagak ada backup-an lagi.
Rabbi, hujan air mata ini lebih lebat dari hujan diluar sana, hiksss…

Kok bias sih? Iya tadinya saya pakai laptop dan LEMBIRU pake computer, jadi tuh data-data kena virus yang ada di FD. Flashdisk-nya baru padahal, kata suami FD-nya oplosan mungkin. Errr, ta’ gugat ah si abang-abangnya ntar (serem).

Tapi tunggu, apakah dengan menangis akan menyelesaikan masalah? Tentu tidak! Hanya untuk pelega. Terus langkah selanjutnya? Mau coba recovery, walau hasilnya 80% saja kemungkinan file-file itu kembali. 

Kembalilah, Nak. Ibu menunggumu T.T *stress

Rabb, semoga Engkau berikan jalan terbaik. Jika memang semua dataku harus hilang, jadikanlah hatiku lapang atasnya, huhu…

Renungan : Self Reminder

Bismillah...

dapat dari BBM Group FLP Bekasi :)
Subhanallah, yang manakah aku, kamu, kita?

Trully Mom

Bismillah...

Berteman dengan orang-orang positif pastilah akan membawa diri menjadi positif pula. Dan karenanya saya sangat bersyukur akan itu.

FLP Bekasi, sudah tak asing lagi bukan dengan group Forum Lingkar Pena yg saya sering sebut-sebut diblog ini. Kami biasa menamakan diri dodolers. Tersebab apa? Ya karena orang-orangnya berisi dengan kedodolan-kedodolan sikap dan tingkah laku.

Nah, dengan kedodolan dan blak2annyalah pikirian saya jadi terbuka lebaaar. Alhamdulillah :)

Berawal dari keluh kesah saya di Whatsapp tentang hati yg sering berontak dengan keadaan saya menjadi IRT. Tak masalah bagi saya mengurusi anak dan kewajiban rumah tangga lainnya. Hanya saja saya merasa ingin bekerja. Tentu bekerja dikantoran lebih menyenangkan dari pada harus mengurusi hal yg remeh temeh (pikiran jahat saya). Seringkali beristighfar sesering itu pula hati saya berdebat, hufff, capek.

Dan saya shock! saya diserang dengan para ibu muda keren FLP Bekasi. Sebutlah mba Mendol dan Mba Miyosi., mereka menyerang saya habis-habisan, membantai hingga pikiran jahat saya terkulai.