@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.
Showing posts with label Denting Hati. Show all posts

Dan Bila Hati Dijadikan Meluap


 

Bismillah...

Eaaa, ngomonginnya hati melulu. Ada apa sih? Ada hati yang tersakiti, oooppss.. Ga sih, nyambung soal kisah sahabat yang sebelumnya, yang akhirnya jadi tulisan suka-suka di blog ini, jadi pengen cuap-cuap aja jadinya. Habis bagaimana ya gereget rasanya ingin menuliskan kisahnya. Seolah-olah, seakan-akan Aku sendiri yang mengalami. Betapa sakitnya membayangkannya ya, naudzubillah... dududu...

Ternyata jauuuh sebelum apapun terjadi Allah tuh sudah ngasih kode lho dalam Qur'an yang bahkan sudah familiar sekali diingatan Kita. iyup, siapa yang ga hafal surah an-Nas coba? Insya Allah kalau muslim kayaknya hafal ya... dan kayaknya jadi favorit saat Shalat, wkwk...

Jadi di surah an-Nas ayat 5 terkandung arti yang dalam sekali mengenai dada yang mengandung panglima tubuh kita, betul, ia bernama hati.

Do & Don't Saat Takziah


Malam itu ku peluk sepi. Tak ada yang sudi memelukku melainkan Allah itu sendiri. Semua kalimat yang dilontarkan para pelayat begitu meruntuhkan imanku.

Kenapa tidak lebih awal di bawa ke RS? Kenapa begini begitu? Kenapa-kenapa lainnya yang tak kenal henti menyerangku. Seolah aku ini Ibu yang tak berguna.

Lalu...

“Seharusnya begini begitu... Makanya jangan ngoyo... Sudahlah sekarang mah ambil hikmahnya aja untuk pelajaran.” Seolah meraka paling mengerti akan semua yang terjadi.

Ingin rasanya memuntahkan amarahku seketika itu juga! Siapa yang paling ngoyo? Apakah tidak berkaca pada diri sendiri? Waktuku 24 jam untuk anak, sementara kalian? Tapi mereka tidak pernah melihat itu! Mereka melihat apa yang terjadi hari itu saja dan berani mengecapku ngoyo. Herannya yang keluar dari mulutku justru ucapan terimakasih. Betapa ironisnya hidup...

Dear Say

Dear Say,

Apakah kamu menyesal?

Pertanyaan itu yang sering kali kamu ulang-ulang. ketika percikan masalah mengisi ruang dinamika bahtera kita.

Apakah kamu menyesal?


Apakah aku menyesal?

Hei, Stop! Tentu saja selalu ku katakana padamu say, pemilik hati paling dermawan, lelaki sholih yang tak romantis, lelakiku kini dan selamanya : Tidak! Aku katakan sekali lagi tidak! Tidak pernah sekalipun terbetik rasa yang kau katakan itu. Aku tidak pernah sama sekali menyesal berdampingan denganmu, say.

Ujian terbesar yang kita lalui hampir saja musnah. Kesungguhan itu memang selalu harus berdampingan dengan perjuangan. Maka perjuangan yang panjang dan berliku seputar keuanganpun menjadi pembuka episode pertama rumah tangga kita. 

Say, kamu ingat? Ketika usahamu dipermainkan dan dikuasai oleh temanmu dan aku yang statusnya sedang hamil dan menjadi freelancer. Kita pernah mengorek-ngorek recehan sisa-sisa uang, hanya untuk membeli roti atau kerupuk sebagai pendamping nasi, diwarung sebelah. Ketika menemukan logam bertuliskan 500, alangkah bahagianya hatiku seperti menemukan harta karun yang pencariannya memerlukan perjuangan. Hahahaha… Tentu saja lucu jika ingat hal itu sekarang. Dan parahnya, kita tak pernah memberitahu keluarga, sodara, teman atau siapapun untuk memberi tahu kondisi kita. Untuk apa? Agar mereka mengasihini kita? Tidak! Kita tidak butuh itu. Kita masih punya tenaga untuk berusaha dan bekerja. 

Let time tell



Bismillah...
 
Semenjak kejadian itu, saya tidak lagi pernah menyukai orang-orang yang NATO (No Action Talk Only), entahlah, begitu sakit ketika teringat kejadian demi kejadian yang Allah rangkaikan untuk kehidupanku. Mungkin Allah hendak menguji, menguji sejauh mana aku mampu bertahan, sejauh mana levelku dalam pandangan-Nya dan seolah berkata : "Apa kamu masih sabar jika diuji seperti ini? Masih tetap mau mencintai-Ku? Masih mau mendekatkan diri pada-Ku? Masih tetap mau bersyukur pada-Ku?"

Seperti itulah. Dan disanalah proses panjang pendewasaan itu dimulai. Tiba-tiba saja aku menjadi orang yang mampu memaafkan pada setiap kesakitan yang amat dalam sekalipun. Tiba-tiba saja hati menjadi damai dan lapang ketika menyadari betapa hikmah itu dapat disemai pahit manisnya. Tiba-tiba saja aku merasa sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua berubah tiba-tiba. Dan benar! Firman Allah selalu benar bahwa “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.

Ya, semua hanya butuh waktu. Dan waktu pun mengabari bahwa sakit itu tak abadi. 

Terimakasih Allah, terimakasih atas pelajaran berharga ini...

Dear Ochy

Bismillah...

Dear Ochy.

Cy, melalui blog ini aku menulis surat terbuka untukmu, entahlah nantinya kamu akan membacanya atau tidak yang jelas aku merasa butuh dan perlu menuliskan semua denting hatiku tentang kamu.

Cy, aku ingin mengucapkan terimakasih. Jazakillahu khoiran jazza. Atas segala kebaikanmu, atas ketulusanmu, kesabaran dan telatennya dirimu mengurusiku ketika aku sakit. Ya Allah cy, betapa aku bersyukur memiliki sahabat yang mungkin lebih dari sekedar sahabat sepertimu. Merembes aku mengingati betapa baiknya dirimu kepadaku. Aku selama ini yg egois, tak pernah ada waktu untuk sekedar menemanimu berdiskusi, selalu nyuruh ini itu, selalu bikin kamu kesel, aarrrrghhh semua yg jahat-jahat tentang diriku, tolong maafkan. Dan kamu? Selalu membalas semua kejahatanku dengan senyuman ikhlas dan tetap saja mengikutiku.

Dear Allah

Image Taken From Random Google

Syukur


Bersyukur juga membuat kita sadar.. 
keadaan ternyata tidak seburuk yang kita pikir. 
Bisa dipahami, karena seringkali masalah mengaduk-aduk pikiran kita, 
sehingga menghasilkan busa-busa yang membumbung tinggi 
dan membuat kita merasa sudah habis tenggelam didalamnya...

Pic taken from random google

Heboh Kemudian Sadar

Bismillah...

Kadang lelah menjelani hari dengan berbagai macam cobaan hidup yang semakin hari semakin menambah beban pundak. Orang bilang, itulah proses pendewasaan. Dan aku hanya berpikir, itu semua hanya soal rasa syukur dan cobaan. 

Hanya sedikit kecewa saja, ketika kondisi diri digaris batas paling bawah, orang-orang yang "katanya" mengaku sahabat justru mencampakkanku begitu saja. Kemana mereka? Aku hanya bisa bertanya-tanya. Jauh berbeda ketika aku terhanyut dalam lapang kebahagiaan, tanpa diminta mereka dengan sendirinya ada disampingku. Terkadang, aneh juga ya hidup ini. Seperti sebuah keniscayaan. Begitukah makna sahabat? Entahlah.

Akhirnya Kelar Juga

Bismillah...

Yeah, Alhamdulillah... Setelah 1 bulan ini mundar-mandir SD yg deket kantor, akhirnya tugas KKP (Kuliah Kerja Praktek) ku rampung juga... Phew...

Lucu juga kalau dipikir-pikir. Riset di SD lebih rumit dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Betapa melelahkannya... Nunggunya itu lho yang bikin lelah... Sampe menguras tenaga, hihi... Lebay.

Tapi ada juga kejadian konyol disana. Mulai dari anak-anak yang selalu mengecengiku. Dikiranya aku guru baru disana. Berebut menyalami tanganku dan ngecengin aku dengan pertanyaan-pertanyaan kritis mereka. Hadeuuuh... Selalu diujungnya membuncahkan tawa. Rame, seru, nano-nano rasanya dech pokoknya. Secara anak-anak itu emang ngegemesin banget. Pengen ta' cubit pipi-pipi tembem mereka. Tapi urung, lha anak orang tar nangis lagi, ahahaha...

Inginnya Surprise Ending

Taken from here

Aku inginnya ada yang menjadi surprise ending ketika “sesuatu” itu benar-benar terwujud nyata. Tanpa harus dikoar-koar terlebih dahulu meskipun itu adalah hal yang membahagiakan dan membutuhkan do’a dari banyak orang demi kelancaran “sesuatu” itu. Entahlah mengapa begitu. Mungkin orang menganggap aku introvert dalam hal ini, tapi tak masalah, bukankah sesuatu yang menjadi surprise itu adalah hal yang membahagiakan? Rahasia kebahagiaan yang akhirnya setelah itu terwujud terbongkar, maka akan menjadi hal yang sensasional, ahahahaha… yupz, inginnya begitu…

Stop Asking

Gambar dari sini

“Sayang, kakak lagi makan nih…” Huaaah! Gubrak! Wakakakakakak…. Serta merta aku merasa langit runtuh mengenai kepalaku. Siapakah? Siapa yang begitu manis mengungkapkan kata-kata itu? Woooy, sadaaar!!! Aku mencoba menyadarkan diri. Ya, itu sms dari temanku. Teman kantorku yang tentu saja sudah mempunyai isteri.

“Dih Najong! Salah sambung kaleeee… ahahahaha…” Aku balas sms itu.
“Oiya Shine, maaf ya salah sambung.” SMS nya lagi dengan menyesal.
“Wkwkwkwkwk… Iya gpp.” Jawabku lagi sebagai tanda mengakhiri pembicaraan.
“Sekali lagi maaf ya. Maaf banget.”

Dream Mode On

Bismillah…

Ini tentang sebuah mimpi dan pilihan hidup. Siapapun pasti memiliki impian bukan? Tak terkecuali! Begitupun aku, yang bermimpi untuk menjadi seorang penulis! Lucu? Silahkan tertawakan… karena bagiku tak ada yang tak mungkin di dunia ini. 

Aku pernah bermimpi jika suatu saat bisa menerbitkan buku. Dan Alhamdulillah, impian itu terwujud nyata. Buku berbentuk antologi! Never mind, mungkin itulah buah dari mimpi yang sekedar hanya ingin menerbitkan buku. Tahukah? Pertama kali buku itu terbit, bahagia hatiku tak mampu diejawantahkan melalui kata. Berbunga-bunga dan rasanya ingin senyum sepanjang hari. Mungkin itu merupakan efek dari penulis pemula yang baru menerbitkan buku kali ya? 

Jika bukan yang diinginkan, semoga yg dibutuhkan (yg terbaik)



TAKDIR! Kata yang akhir-akhir ini membuatku jungkir balik memikirkannya.
Aku tak pernah tahu, orang seperti apa yang kelak Tuhan takdirkan untukku. Bahkan aku tak pernah tahu seperti apa sosoknya. Apakah ia yang ku kenal atau sama sekali tak  ku kenal? Sekali lagi, aku tak pernah tahu.

Mungkin ia bukan seseorang yang ku harapkan, namun aku berharap semoga ia adalah seseorang yang ku butuhkan. MySpace


Don’t call me like that!

Bismillah…

Taken from Mbah Google

Entah kenapa aku merasa menohok saat kebanyakan teman kampusku memanggilku dengan sebutan “Sombong!” 

Terserah konteksnya bagaimana, serius, becanda, setengah becanda atau setengah serius, yang jelas aku ga suka dipanggil demikian!

Emosiku menaik entah ke grade berapa. Lebih tepatnya darahku meninggi (walaupun aku tak berbakat memiliki darah tinggi) 

Speechless

Hanya ketika kamu menjadi orang baik, 
kamu dapat mencintai dengan kuat. 
Kalau cinta adalah waktu maka jawabannya adalah kepribadian

~ Serial Cinta - Anis Matta ~


Tunggu saja... 
Biarkan Waktu yang menjawabnya...

Do'a Qalbu

dimalam penuh bintang
di atas sajadah yang kubentang
sedu sedan sendiri
mengadu pada Yang Maha Kuasa
betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu
urat nadi pun tahu aku hampa..

Istiqamah dunk!


Sebuah cerita tentang seorang yang bangun tidur dan merenungkan tentang kunci sukses hidupnya..

Jendela kamar bilang : “Lihatlah dunia di luar!”
Langit-lagint kamar juga berkata : “Bercita-citalah setinggi mungkin!”
Jam dinding berdetak : “Setiap menit itu berharga!”
Cermin bergumam : “Berkacalah sebelum bertindak!”
Kalender berbicara : “Jangan menunda sampai besok!”
Pintu pun berteriak : “Bukalah hidupmu dengan semangat dan bergeraklah!”
Tapi, yang wajib diperhatikan adalah pesan bijak permadani lantai : “Bersujudlah dan berdo’lah kepada-Nya!”