Apa kabar Nurani? Masihkah ia dapat melihat yg benar adalah benar dan yg bathil adalah bathil?
Apa kabar Nurani? Masihkah ia memiliki rasa untuk simpati, untuk empati dan untuk tameng diri?
Berbicara soal Nurani, banyak huru-hara di negeri ini yang harus dibenahi. Yang baik banyak, begitupun yg hilang nurani dari hatinya, riuh.
Dari soal kasus asusila, fakir idola dan ketika satu-satunya harapan bahwa anak adalah generasi penerus, itupun redup satu persatu demi kepentingan bisnis berpaham kapitalis.
Menurut WHO 2008
menyatakan obat palsu dan vaksin palsu menyuplai sekitar 10 sampai
dengan 15 persen obat dunia. Jumlah yang sangat signifikan. Tahun 2005,
perdagangan obat dan vaksin palsu memperoleh keuntungan sekitar 39
milyar dollar dalam perdagangan global.
Bayangkan, 13 tahun dari tahun 2003 peredaran vaksin palsu itu terjadi. Ini kasus serius! Bagaimana tidak? Kebiadaban tertinggi di dunia adalah kasus menyangkut nyawa manusia. Yang korbannya kali ini adalah anak yang merupakan generasi emas di 20 tahun mendatang. Saya tidak dapat membayangkan jika itu terjadi pada anak saya.
Alih-alih, Vaksin yang telah dianjurkan oleh pemerintah demi mewujudkan generasi sehat menjadi boomerang dengan adanya vaksin palsu yang entah racikannya terdiri bahan-bahan kimia apa saja.