Bismillah...
Memilih rumah sama dengan memilih jodoh. Kadang kita pengen yang A tapi di luar kemampuan, keinginan dan kemampuan bisa tapi jauh kemana-mana, kemampuan bisa tapi rumahnya sempit dukdek, adaaa aja kendalanya. Makanya bener deh jodoh-jodohan. Seperti ceritaku saat 2013 silam mencari rumah.
Mulai dari keliling-kelililing sampe pelosok dan blusukan, sampe ke yg mewah, megah, akses jalan serba mudah kita jabanin bersama. Kepengennya sih yg terkahir ya, cuma balik lagi ya buuun, kita liat dalam dompet dulu, wkwkwk...
Berawal dari kontrakan yg sempit kami memulai mimpi. Suami yg ingin punya rumah bangun sendiri, jadi bisa dapat tanah Luas. Tapi saya yg ekstrovert ini ga bisa kalau ga bergaul dan bertetangga. Masa nyencling di tengah hutan gitu bertemankan jangkrik-jangkrik yg kesepian. Sebenernya bisa aja sih beli tanah yg di perkampungan yg padat penduduk tapi kebayang rata-rata suka pada kepo dan ghibah. Ini saya ga pukul rata ya, cuma berdasarkan pengalaman kalau rumah di perkampungan itu memang luar biasa guyub orang-orangnya tapi ya itu siap-siap jadi bahan ghibah dan julid tetangga, rese dah berasa ada CCTV yg tau gerak-gerik kita. Dari pada beban mental mending nyari yg tetep guyub meski seminggu sekali aja, yg orang-orangnya pada ga sibuk dengan hidup tetangga lain. Yup, saya pilih perumahan.
Dan ini dia tips atau bahan pertimbangan aku dan suami ketika hendak membeli rumah :
1. Akses
Pastikan akses ini aman terutama dalam hal apakah lokasi rawan banjir atau tidak. Cek bangunan tahun berapa agar tau kualitas bangunan. Akses mudah kemana-mana, terutama ke tempat kerjaan kita atau paling tidak dekat ke stasiun kereta misalnya. Selain itu, Akses yang harus diperhatikan yaitu dekatnha ke RS atau Klinik, pasar/warung dan kalau kita sih dekat dengan Masjid/tempat ibadah, syukur-syukur kalau ada fasilitas Masjid di dalam perumahan.
2. Fasilitas
Biasanya yang fasilitasnya lengkap tentu sebanding dengan harganya, ada kenyamanan ada harga yang harus dibayar. Seperti Masjid, Kolam renang, security 24jam, taman, play ground dan jalan yang rapih (sudah diaspal atau konblok). Paket komplit tuh kayak Agung Moropodo 😂
3. Lingkungan
Lingkungan ini menunjang banget bagi kesehatan jiwa raga, makanya ketika ada perumahan muslim biasanya kami prioritaskan untuk masuk dalam wishlist. Bukan anti toleransi ya seenggaknya kalau lingkungan sudah kondusif, mudah sekali untuk melakukan proyek-proyek kebaikan. Seperti waktu itu kami survey perumahan muslim, kami lihat bangunannya banyak yang roboh dan ga kokoh tapi akhirnya setelah kami memutuskan membeli di lokasi lain ternyata masya Allah, proyek kebaikan banyaaak sekali dilakukan di tempat ini, untung aja deket ya dari perumku, dan Alhamdulillah hampir orang-orang yang aktif di perum itu, aku kenal karena suka ikut kajian di masjid perum tersebut. Mereka tuh punya misi melanjutkan bertetangga sampai ke surga, kereeen deh pokoknya ukhuwahnya, adem bila berada di tengah2 mereka, Masya Allah...
Nah dari tema perumahan itu dibuat, maka sudah dapat ditebak seperti apa kelak lingkungan kita bertetangga.
4. Budget
Kalau ini sih sudah jelas ya jadi bahan pertimbangan semua orang, ngiahahaha... Sesuaikan dengan kemampuan aja bestie, dari pada nanti amsyong ujungnya. Pegang erat-erat prinsip jangan sampai besar pasak dari pada tiang, nasehat lama itu pegang erat-erat jangan pernah kalian lupakan.
5. Survey terlebih dahulu harga rumah secara global
Bener nih setelah budgetnya kita pegang berapa, langkah selanjutnya adalah survey. Bagi yang hidupnya suka nomaden kayak aku apalagi yang berpindah-pindah antar negara, aku sarankan kalian liat kalkulator harga real estate secara global alias sedunia ya. Pasti beda banget kisaran harganya di setiap wilayah. Meskipun kita punya prinsip beli apa-apa itu harus cash, ga ada salahnya memperhitungkan kalkulasi harga rumah, termasuk persuratan dan pajak tentunya. Kalian bisa liat di web https://www.mortgagecalculator.uk/. Kayaknya familiar banget dong dengan mortgage? Yup betul, adalah sebuah web yang memberikan informasi harga real estate di dunia. Awalnya dia hanya melayani pasar Inggris aja deh lalu kemudian sekarang sudah di upgrade mendunia. Bedanya cuma di harga rumah dan mata uang aja. Yang mau beli rumah baik di Indonesia atapun luar negeri bisa survey dulu tuh perhitungan harganya.
6. Legalitas
Lanjut di poin ini tentu kita harus check soal legalitas perumahan tersebut. Mulai dari suratnya apa sudah sertifikat atau belum, pastikan sertifikat ya jangan sampe masih girik, mahal urus-urusnya nanti. Terus pastikan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) harus ada, kalau ga khawatir dari tanah sengketa, tau-tau nanti digusur, duh jangan sampe ya. PBB juga perhatikan, apakah ditanggung oleh kita sebagai konsumen atau bagi dua atau justru ditanggung oleh developer. Syukur-syukur developernya baik ya mau nanggung biaya pajak, muahaha. Nah gimana ada tambahan? Eh iya, menurut kalian harga rumah setelah pandemi dengan sebelum gimana? Makin melejit atau justru harganya jadi turun? Kalau di Palembang dan Depok sendiri ku amati jadi turun ya. Dan daya beli orang-orang justru semakin menurun pula. Sebab akibat banget deh pokoknya.. Semoga segera pulih perekonomian dunia sehingga keluarga yang masih bermimpi membeli rumah bisa terwujud segera, aamiin...
Setuju banget dengan semua tips membeli rumah di atas.
ReplyDeleteTerutama yang nomor 6, Legalitas.
Kudu dicek seakurat mungkin!
Kan sedih banget tuh, kalau di kemudian hari ternyata lokasinya masih sengketa atau termasuk dalam rencana perluasan kota dan lain sebagainya.
Kudu jeli ya Mom!