Bismillah...
Barusan dapat BBM dari teman kampusku dulu. Yang kita tuh kemana-mana sering bareng. 4sekawan, meski aku cewek sendirian, bahagianya adalah mereka menghormatiku dengan statusku sebagai muslimah berjilbab. Mereka ga memperlakukanku seperti berinteraksi dengan cewek yang tidak menggunakan hijab. Hijab bukan soal Gue yang paling bener, Lo yang Salah. Namun hijab adalah identitas. Ups, daripada kepanjangan prolognya, mari kita simak saja obrolan dengan teman kampusku itu :
X (Nama disamarkan)
S (Shine alias Aku :D)
X : Mau curcol ni...
S : Monggo, silahkan...
X : Lagi dekat dengan seseorang tapi takut untuk memulai.
S : Takut kenapa emang?
X : blablabla (Intinya takut untuk kecewa)
S : Kalau sama yg mirip Titi Kamal itu kenapa emang, ga jadi?
X : Dianya mau fokus skripsi dulu
S : Owh, terus sama yang ini yang mana ya?
X : Aku kirimin fotonya yak, nanti kamu kasi masukan
S : Okay
Terkirimlah foto seorang perempuan modis dan terlihat intelek.
S : Cantik! dan akan lebih ciamik kalau menggunakan hijab
X : Iya.
S : Apa yang menarik dari dia?
X : Kayak kamu pokoknya. Pekerja keras, mandiri, dewasa, cantik tentunya dan smart. Cuma ya itu belum berhijab
S : Kira-kira bisa ga kalau dinasehatin? Maksudnya orangnya open minded ga?
X : Agak ngeyel sih, haha. Kayak kamu
S : Heh enak aja, emang aku ngeyel?
X : Iya
S : Wahm berarti susah dunk. Cari yang lain aja gimana? Soalnya kalau hijab kan emang kewajiban seorang muslimah *IMHO
X : Ga ngeyel sih. Katanya sih ada niatan pake hijab. Cuma nanti katanya. Hmmm, gitu ya? Jaminan ga sih wanita berhijab lebih baik dari yang enggak?
S : Enggak juga sih. Cuma setidaknya itu dah nunjukin penghambaannya, ketundukannya. Logikanya gini : Sama Allah aja ga tunduk, apalagi sama suami nantinya..
X : Yayaya. Paham
S : Ahaha. Aku ga bermaksud mendoktrin kamu ya. Masing-masing punya pilihan sendiri kok. Hanya ngasi masukan aja. Selebihnya the choice is yours. Dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya.
X : Oke, thank you.
Barusan dapat BBM dari teman kampusku dulu. Yang kita tuh kemana-mana sering bareng. 4sekawan, meski aku cewek sendirian, bahagianya adalah mereka menghormatiku dengan statusku sebagai muslimah berjilbab. Mereka ga memperlakukanku seperti berinteraksi dengan cewek yang tidak menggunakan hijab. Hijab bukan soal Gue yang paling bener, Lo yang Salah. Namun hijab adalah identitas. Ups, daripada kepanjangan prolognya, mari kita simak saja obrolan dengan teman kampusku itu :
X (Nama disamarkan)
S (Shine alias Aku :D)
X : Mau curcol ni...
S : Monggo, silahkan...
X : Lagi dekat dengan seseorang tapi takut untuk memulai.
S : Takut kenapa emang?
X : blablabla (Intinya takut untuk kecewa)
S : Kalau sama yg mirip Titi Kamal itu kenapa emang, ga jadi?
X : Dianya mau fokus skripsi dulu
S : Owh, terus sama yang ini yang mana ya?
X : Aku kirimin fotonya yak, nanti kamu kasi masukan
S : Okay
Terkirimlah foto seorang perempuan modis dan terlihat intelek.
S : Cantik! dan akan lebih ciamik kalau menggunakan hijab
X : Iya.
S : Apa yang menarik dari dia?
X : Kayak kamu pokoknya. Pekerja keras, mandiri, dewasa, cantik tentunya dan smart. Cuma ya itu belum berhijab
S : Kira-kira bisa ga kalau dinasehatin? Maksudnya orangnya open minded ga?
X : Agak ngeyel sih, haha. Kayak kamu
S : Heh enak aja, emang aku ngeyel?
X : Iya
S : Wahm berarti susah dunk. Cari yang lain aja gimana? Soalnya kalau hijab kan emang kewajiban seorang muslimah *IMHO
X : Ga ngeyel sih. Katanya sih ada niatan pake hijab. Cuma nanti katanya. Hmmm, gitu ya? Jaminan ga sih wanita berhijab lebih baik dari yang enggak?
S : Enggak juga sih. Cuma setidaknya itu dah nunjukin penghambaannya, ketundukannya. Logikanya gini : Sama Allah aja ga tunduk, apalagi sama suami nantinya..
X : Yayaya. Paham
S : Ahaha. Aku ga bermaksud mendoktrin kamu ya. Masing-masing punya pilihan sendiri kok. Hanya ngasi masukan aja. Selebihnya the choice is yours. Dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya.
X : Oke, thank you.
wkwk, badaaaiii, sok dewasa banget ya aku ni? :D :P
Tak lama setelah itu, status BBM-nya dia berubah "Sohib said : sama Allah aja gak tunduk, apalagi sama suami. Super!"
Hmmm, emang bener ya kalau mau milih pasangan kudu selektif. Karena bagaimanapun dia-nya yang akan menjadi pendamping kita seumur hidup bahkan fii jannati insyaAllah...
Dan satu hal sih, yang bervisi pada kehakikian saja tidak menjamin baik buruknya sebuah akhlak. Apalagi jika bervisi pada keduniawian seperti cantik, kaya, dan semua hal yang semu, belum tentu menjanjikan sebuah kebahagiaan.
So, musti yang gimana sih milih pasangan? Jawabannya ada di Surat An-Nur ayat 26. Yuk dibaca Qur'an-nya...
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. "
(Qs. An Nur:26)
Trus kalau ada fakta yang mengatakan Noh si A ustadz kok bisa dapet si B yang "begitu". Tentu kita tidak bisa langsung menghakimi bahwa firman Allah itu salah. Melainkan Allah ingin mendidik si A dengan mengujikan si B dalam kehidupannya. Wallahu'alam..
Apapun pilihanmu, semua pasti ada konsekuensinya. Jika sudah bersatu, mendekat-dekatlah kebatas keseimbangan. Karena pada keseimbangan itu selalu kita dipertemukan dengan kebahagiaan, kesyukuran dan sabar tiada batas :)
No comments