Bismillah...
Semenjak kejadian itu, saya tidak lagi pernah menyukai orang-orang yang NATO (No Action Talk Only), entahlah, begitu sakit ketika teringat kejadian demi kejadian yang Allah rangkaikan untuk kehidupanku. Mungkin Allah hendak menguji, menguji sejauh mana aku mampu bertahan, sejauh mana levelku dalam pandangan-Nya dan seolah berkata : "Apa kamu masih sabar jika diuji seperti ini? Masih tetap mau mencintai-Ku? Masih mau mendekatkan diri pada-Ku? Masih tetap mau bersyukur pada-Ku?"
Semenjak kejadian itu, saya tidak lagi pernah menyukai orang-orang yang NATO (No Action Talk Only), entahlah, begitu sakit ketika teringat kejadian demi kejadian yang Allah rangkaikan untuk kehidupanku. Mungkin Allah hendak menguji, menguji sejauh mana aku mampu bertahan, sejauh mana levelku dalam pandangan-Nya dan seolah berkata : "Apa kamu masih sabar jika diuji seperti ini? Masih tetap mau mencintai-Ku? Masih mau mendekatkan diri pada-Ku? Masih tetap mau bersyukur pada-Ku?"
Seperti itulah. Dan disanalah proses panjang pendewasaan itu
dimulai. Tiba-tiba saja aku menjadi orang yang mampu memaafkan pada setiap
kesakitan yang amat dalam sekalipun. Tiba-tiba saja hati menjadi damai dan
lapang ketika menyadari betapa hikmah itu dapat disemai pahit manisnya.
Tiba-tiba saja aku merasa sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua
berubah tiba-tiba. Dan benar! Firman Allah selalu benar bahwa “Sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan”.
Ya, semua hanya butuh waktu. Dan waktu pun mengabari bahwa
sakit itu tak abadi.
tdk ada sakit yg abadi mbak,,kelak akan sembuh dgn kesabaran
ReplyDeletebetul bangeeeet...
ReplyDeletesuka sekali dengan komenmu mas ^^