How Beautiful You Are!
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyek nya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan menngenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat
–Soe Hok Gie
Ya, saya setuju dengan kalimat Gie tersebut. Namun ketika membicarakan Raja Ampat. Sepertinya tanpa harus menemuinya, saya sudah bisa membayangkan bagaimana keindahan pulau tersebut. Bagaimana tidak, selama ini Raja Ampat telah menjadi maradona buah bibir wisatawan. Bukan hanya di Indonesia tapi kabarnya mendunia. Bayangkan saja hampir 75% spesies laut dunia ada di Raja Ampat ini. Kemudian saya membayangkan, alangkah bahagia tak terkira seandainya saya benar-benar menjamahnya, meyapanya, menyelaminya dan menikmati keajaibannya. "Limitations live only in our minds. But if we use our imaginations, our possibilities become limitless.” -Jamie Paolinetti
Dimulailah penjelajahan saya melalui dunia imaji tanpa batas. Mulai dari browsing dan membaca-baca artikel tentang raja ampat di Indonesia.travel.
Menurut Wikipedia Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaituPulau Waigeo,Pulau Misool,Pulau Salawati dan Pulau Batanta.
Menakjubkan! (foto diambil dari indonesia.travel ) |
Lalu imaji saya bermain, saya ber-diving disana, melihat terumbu karang, bermain dengan kura-kura dan melihat beragam spesies lainnya secara dekat. Membuat hati dag-dig-dug tak karuan. Berfoto dengan semua yang ada didalamnya. Menunjukkan pada dunia bahwa ini Indonesiaku! Pantas saja akhir-akhir ini kementerian pariwisata menjadikan Raja Ampat sebagai tempat konservasi kelautan.
Oya, tak lupa! Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan. Awesome!
Wisata bahari? Raja Ampat tempatnya! Air laut yang jernih tanpa harus snorkeling dan diving pun, kehidupan bawah laut bisa terlihat dengan jelas.
Mari Ber-Diving bersamaku :) (foto diambil dari papuaparadise.com) |
Dan jangan khawatir, bagi turis non diving, raja ampat tetap menarik untuk dinikmati, karena memiliki pantai-pantai berpasir putih yang sangat indah, gugusan pulau-pulau karst nan mempesona dan flora-fauna unik endemik seperti cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis anggrek.
The Heart of Raja Ampat
Mengunjungi kepulauan ini tidaklah terlalu sulit walau memang memakan waktu dan biaya cukup besar. Kita dapat menggunakan maskapai penerbangan dari Jakarta atau Bali ke Sorong via Makassar atau Ambon dan Manado selama kurang lebih 6 jam penerbangan. Dari Sorong, kota yang cukup besar dengan fasilitas lumayan lengkap. Untuk menjelajahi Raja Ampat pilihannya ada dua, ikut tur dengan perahu pinisi atau tinggal di resort Raja Ampat Dive Lodge.
Saya sih lebih memilih jalur paling cepat ya untuk mengunjunginya, supaya tak membuang-buang waktu untuk tiba disana. Tak sabar rasanya, hihi…
Selain itu, saya memilih untuk menginap di the heart of raja ampat. Dimanakah itu? Nah ini dia!
The Heart of Raja Ampat (papuaparadise.com) |
Serasa berada di surganya dunia kali ya?
Bangun tidur langsung disambut sapuan ombak, semilir angin pantai dan tentunya deru-dera ombak yang akan meluluh lantahkan hati, melting :D
Menurut teman saya yang pernah singgah kesana, dulu akomodasi untuk menuju sana, sangat sulit, namun seiring berkembangnya informasi hingga kabarnya menjadi mendunia, jadi seperti sekarang ini. Mudah dan banyak akses untuk menjamahnya.
Bertegur Sapa Dengan Masyarakat
Keunikan dipulau ini, bukan hanya terletak pada keindahannya melainkan kebudayaan yang cukup kental. Ya, dengan itulah masyarakat setempat menjaga pesona itu. Bukan dengan sesuatu yang modern namun dengan kebudayaan.
Ingin sekali saya berkomunikasi dengan masyarakat disana. Share bagaimana mereka dengan teguhnya melestarikan kebudayaan secara turun menurun.
Dan menurut informasi yang ada bagi masyarakat kepulauan Raja Ampat, laut adalah jantung kehidupa. Kenapa? Karena masyarakat Kepulauan Raja Ampat banyak yang memanfaatkan laut sebagai mata pencaharian atau tempat untuk menghidupi kehidupannya. Meskipun ada juga yang berkebun dan berburu. Menurut mereka laut dan hutan adalah sandaran kehidupan. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya air dan tanah itulah yang mendorong warga menciptakan sistem budaya untuk menjaga dan melestarikan alam di sekelilingnya. Sistem budaya tersebut dinamai “Sasi” dan “Rajaha”.
Sasi adalah salah satu upacara adat untuk penutupan satu kawasan atau dusun untuk menjaga kelestarian ekosistem alamnya. Sasi juga berarti larangan bersama (kolektif) terhadap suatu objek atau kawasan yang mencakup kepentingan orang banyak. Jadi, Sasi Rajaha merupakan suatu bentuk perlindungan yang diterapkan dalam suatu wilayah laut dan hutan oleh kepala adat atas kesepakatan bersama untuk melindungi hasil laut dan biota laut dalam jangka waktu tertentu demi kepentingan umum.
Penerapan sasi dan rajaha ini sudah dilakukan sejak zaman raja-raja dahulu di Kepulauan Raja Ampat. Sistem pertahanan dan perlindungan budaya ini yang kemudian diangkat kembali oleh pemerintah daerah untuk menjaga dan melestarikan alam Kepulauan Raja Ampat yang merupakan kawasan wisata maritim terindah di dunia.
Aturan adat sasi ini pun, katanya, tidak sembarangan. Masyarakat memulai adat sasi dengan berdoa di masjid maupun gereja. Mereka percaya, musibah akan datang jika aturan adat yang berlaku turun temurun tersebut dilanggar. “Kalau dilanggar, bisa kena musibah seperti sakit, dan masyarakat percaya akan hal itu,”.
Sempat tradisi ini ditiadakan namun akhirnya diberlakukan lagi guna menjaga dan melestarikan keindahan laut yang ada di Kepulauan Raja Ampat.
Bahkan, saat ini, Sasi menjadi landasan budaya lokal yang diterima luas di pesisir pantai dari Kepulauan Raja Ampat, hingga Maluku dan Sulawesi.
Menginap di rumah salah satu suku.
Jika ada yang memperbolehkan untuk menginap, maka tanpa berpikir panjang saya akan iyakan tawarannya. Tawaran yang menggiurkan? Tentu saja. Dari sana kita bisa belajar dan mengerti adat mereka seutuhnya, bukan lagi materi. Penasaran, Pastinya setiap suku memiliki keunikannya sendiri.
Dan seperti yang telah saya sebutkan berulang-ulang, di kepulauan RAJA AMPAT terdapat 4 pulau besar yaitu Pulau Waigeu, Batanta, Salawati dan Misool. Dari keempat pulau tersebut terdapat suku – suku asli yang mendiaminya, yaitu :
a. Pulau Waigeu
- Suku Wawiyai ( Wauyai )
- Suku Kawe
- Suku Laganyan
- Suku Ambel ( Waren )
- Suku Biak
b. Pulau Batanta
- Suku Batanta
- Suku Biak
c. Pulau Salawati
- Suku Tepin
- Suku Fiat, Domu, Waili, Butlih
- Suku Moi ( Moi-Maya )
d. Pulau Misool
- Suku Matbat
- Suku Misool
- Suku Biga
- Suku Biak
Wow Amazing!
Menurut Wiki lagi, Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen. Barang ini menjadi semacam “pipa perdamaian Indian” di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.
Akan saya ingat lekat-lekat, jika kesana wajib membawa pinang atau permen, biar bisa berkomunikasi dengan leluasa dan menjalin keakraban. Agar jejak saya tetap tertinggal disana meski sudah meninggalkan tempat tersebut.
Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.
Nah tuh, bhineka tunggal ika-nya lebih kuatan mereka ya? Hihi… Malulah ya...
Kearifan Lokal
Gubernur: Kearifan Adat Diwarisi di Raja Ampat
Sssst, kabanya Kearifan adat papua itu ternyata diwarisi di Raja Ampat juga lho.
Ah yang benar? Kata siapa? yeee, ini Gubernurnya sendiri yang bilang.
Dikutip dari Republika. Ya, Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi mengatakan kearifan adat istiadat yang terdapat di Papua juga diwarisi di Raja Ampat sehingga terjadi sinergi pengelolaan keanekaragaman hayati yang baik.
"Kearifan masyarakat adat masih diwarisi di 'surga yang tersembunyi di muka bumi' (Raja Ampat)," kata Gubernur Abraham dalam acara puncak Sail Raja Ampat 2014 di Papua Barat, Sabtu.
"Adanya budaya luhur masyarakat adat memberikan laut laksana ibu yang senantiasa memberikan kehidupan dari hulu hingga hilir --yang harus kita jaga bersama," katanya.
Selain itu, ujar dia, banyak lokasi di Raja Ampat yang diminati wisatawan sebagai titik menyelam yang sanggup menyedot wisatawan internasional.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat dikatakan sebagai sebuah pencapaian karena meski infrastruktur yang tersedia belum memadai, namun terjadi peningkatan jumlah wisatawan ke Raja Ampat.
Untuk itu, Abraham mengutarakan harapannya agar diperhatikan pembinaan lintas sektoral kepada masyarakat lokal misalnya untuk menumbuhkan kewirausahaan serta meningkatkan kesejahteraan.
Sedangkan untuk menjamin pariwisata berkelanjutan, ujar dia, hal tersebut perlu dilakukan dengan memperhatikan daya tampung baik ekologis maupun sosial.
"Sehingga Raja Ampat dapat berubah dari daerah bahari tertinggal ke pentas wisata dunia yang sesungguhnya," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengingatkan bahwa jumlah wisatawan ke Raja Ampat telah meningkat hingga 100 persen sejak tahun 2013.
Mari Menjaga dan Melestarikan!
Untuk menjaga kelestarian bawah laut Kepulauan Raja Ampat, usaha-usaha konservasi sangat diperlukan di daerah ini. Ada dua lembaga internasional yang konsen terhadap kelestarian sumber daya alam Raja Ampat, yaitu CI (Conservation International) dan TNC (The Nature Conservancy). Pemerintah sendiri telah menetapkan laut sekitar Waigeo Selatan, yang meliputi pulau-pulau kecil seperti Gam, Mansuar, kelompok Yeben dan kelompok Batang Pele, telah disahkan sebagai Suaka Margasatwa Laut. Menurut SK Menhut No. 81/KptsII/1993, luas wilayah ini mencapai 60.000 hektare.
Selain itu, beberapa kawasan laut lainnya telah diusulkan untuk menjadi kawasan konservasi. Masing-masing adalah Suaka Margasatwa Laut Pulau Misool Selatan, laut Pulau Kofiau, laut Pulau Asia, laut Pulau Sayang dan laut Pulau Ayau.
Semakin tinggi kekayaan keanekaragaman hayati sebuah tempat, semakin tinggi pula ancaman terhadapnya. Hal itu bisa dilihat dari kerusakan terumbu karang dan hutan. Kerusakan terumbu karang umumnya adalah karena aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti bom, sianida dan akar bore (cairan dari olahan akar sejenis pohon untuk meracun ikan).
Tentu, pelestarian saja tidak cukup, diperlukan penjagaan secara kontinyu agar ancaman-ancaman tersebut dapat diatasi.
Kuliner
Terakhir, jika saya kesana, saya tidak ingin melewatkan untuk mencicipi sup ikan kuning yang merupakan makanan khas pulau ini. yum.. yum.. yum.. Membayangkannya saja sudah membuat perut keroyokan, hehe..
Pilihan makanan juga banyak tersedia tentunya di Kota Waisai. Selain makanan olahan ikan laut juga banyak tersedia rumah makan Indonesia lainnya.
Imajinasi saya tidak kuat membayangkan betapa sangat kayanya Indonesia. Sehingga jika benar saya kesana, akan sangat banyak catatan dibenak saya. Saya ingin mengumumkan pada dunia bahwa keajaiban itu ada disini.
Kesimpulan : bahwa benar! Jika kita bersahabat dengan alam maka alam akan membalasnya. Semua keindahan tidak serta terjadi begitu saja, selain anugerah dari Tuhan YME, kearifan manusia melestarikannyalah sebagai titik poin terpenting terjadinya keajaiban itu sendiri. Penjagaan dan pelestarian sebagai tolak ukur seberapa syukur kita terhadap anugerah ini.
Sumber Referensi :
http://papuaparadise.com/en/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat
http://praptoprasojo.wordpress.com/2013/03/13/keragaman-budaya-daerah-raja-ampat/
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/08/23/nar1t8-gubernur-kearifan-adat-diwarisi-di-raja-ampat
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Wonderful Indonesia : Raja Ampat, The Miracle is You.
ReplyDeleteSaya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai pariwisata yang bisa anda kunjungi di disini