@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

KPR? BNI Aja!

Bismillah..
 
Membeli rumah adalah impian setiap orang yang telah berumah tangga. Tak beda halnya dengan saya dan suami, diusia pernikahan kami yang kedua, kami mulai merencanakan untuk membeli rumah. Karena bagaimanapun rumah sendiri akan lebih nyaman dibanding harus ngontrak.

Tapi, bagaimana caranya? Sementara harga rumah bukanlah harga sejuta dua juta melainkan harga yang fantastis. Cash? Ga mungkin! Harta gono-gini? Ga ada! Nah, kami pun mulai memikirkannya. Mulailah kami mencari informasi mengenai pembelian rumah secara kredit baik secara online ataupun offline langsung face to face dengan pihak Bank. Setelah mendapat begitu banyak informasi, kami menyimpulkan bahwa KPR-lah jawaban dari segala pertanyaan akan hal ini, baik di Bank Konvensional ataupun Syariah.
Karena suami sangat concern terhadap Syariat Islam, ia tidak ingin terjerat riba nantinya. Maka diputuskanlah untuk mencari Bank Syariah. Kami mencari dan akhirnya mendapatkan Bank yang dari mulai persentase uang muka dan akadnya ringan. Kami memilih BNI Syariah sebagai jembatan untuk membeli rumah dengan cara KPR.

Semenjak kami belum menikahpun suami sudah menggunakan BNI, karena dikampusnya memang bekerjasama dengan BNI. “Uang mengendapnya 20 ribu, lumayan kalau lagi kepepet.” Katanya seraya bergurau. Secara administrasi memang BNI pas banget dengan anak kuliahan, hehe…

Kembali ke pembelian rumah, kami mulai berproses. Mempersiapkan keperluan administrasi seperti berkas-berkas persyaratan, tanda tangan ini-itu dan semacamnya. Syaratnya mudah hanya itu-itu saja, semisal KTP, KK dan kawan-kawannya. Tak ketinggalan slip gaji pun turut andil dalam persyaratan. Namun Oow, ternyata jika dihitung dari minimal gaji, gaji suami tidak mencukupi untuk plafon 360juta. Karena amannya menurut Bank, gaji yang ada harus 3x lipat dari cicilan per bulannya. Tapi tenang, ternyata BNI punya solusinya. Slip gaji bisa join income baik penghasilan gabungan dengan istri misalnya, atau penghasilan lainnya diluar gaji sebagai pegawai. Kebetulan suami ketika itu statusnya memang usaha juga maka cukuplah sudah semua persyaratan. Tinggal tunggu BI Checking.

Dag-dig-dug nya bukan main. Seminggu setelah petugas BNI membawa berkas-berkas kami dan seminggu sudah tidak ada kabar. Kami mulai pesimis. Mungkin tidak memenuhi persyaratan atau dengan kata lain ditolak. Mencoba terus berdoa dan tawakal. Kalau di-approve Alhamdulillah, tidak pun, bukan rezeki. Mencoba melihat sisi positif dari setiap kejadian.

Dan dua minggu setelahnya, suami pun dihubungi. Ditodong langsung kapan kira-kira bisa akad? Saya Cuma bisa nyengir, mendengar akad pikirannya langsung terbang ke akad nikah, hehe…

Hari dan tanggal pun diputuskan. 15 April 2014 sebagai saksi sejarah ada akad antara kami dan BNI Syari’ah. Kami disambut dengan senyuman tulus. Meskipun saya niat dari rumah pakai baju seadanya. Saya hanya ingin lihat respon pegawainya seperti apa. Apakah benar melayani dengan tulus setiap pelanggan atau hanya melayani yang berpenampilan saja? Fakta berbicara, BNI professional melayani setiap pelanggannya. Salut!


Kami dibacakan surat perjanjian dengan akad murabahah, ditanya satu per satu, persetujuan, direkam dan akhirnya tanda tangan. Rasanya seperti akad nikah saja. Ada rasa haru yang tersisa dari penutupan akad tersebut.

Semuanya berjalan khidmat. Singkat, jelas dan relevan. Kemudian suamiku berkata : “Cieee, yang punya rumah.” Saya hanya bisa terbahak dan menimpali : “Husss, ngutang ke BNI! :p”

Dari kepemilikan rumah tersebut, banyak teman-teman saya yang bertanya tentang KPR dan saya sarankan untuk di BNI Syari’ah. Recommended banget deh. Setidaknya orang-orang berpenghasilan menengah seperti kami bisa memiliki rumah dengan adanya KRP tersebut. Saya sih merasa diuntungkan, (terlepas dari hitung-hitungan yang jumlah harganya berkali lipat jika sudah di-KPR-kan) dengan menyicil begitu kita seolah “dipaksa” menabung. Bedanya, kita menikmatinya diawal. Jika tidak begitu, susah sekali uang itu bertahan,hehe…

Nah, ada yang mau KPR? BNI aja :)

No comments