@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

Jika cinta adalah harapan, maka hati adalah jawaban

Seperti biasa, gambar diambil dari mbah google ^^

Kau berbeda! Diantara semua makhluk bernama manusia yang pernah ku kenal. Lugu mu, faras mu, cara mu dan angkuh mu. Ya kau! Telah berhasil merenggut hatiku dengan senjata yang kau sendiri tak pernah tembakan pelurunya. Hanya aku yang sering merasa bahwa kau benar-benar teristimewa. Salahkah aku? Entah, aku hanya ingin menikmati perasaan ini yang ku tak tahu sampai kapan akan berakhir…

“Sera, kau ini benar-benar ceroboh!” Yusuf menghardik ku dengan logat makasar nya. Aku memang sengaja menumpahkan kopinya di atas  jeans kesayangannya… kaca matanya ia naikan, sudah nampak seperti eksekutif muda yang menghardik anak buahnya.

“Maaf tuan Yusuf, itu hanya basa-basi saja.” Cibirku dengan canda. Seketika ia pun menganga..

“A… a… apa? basa-basi kata mu? Errrgh… Kau memang memuakan Sera!” Ia tergesa menuju kamar mandi. Hmmm,, sudah ku duga, kau tak akan pernah bisa menyakiti perempuan dengan tangan mu, Yusuf!

Perlu kau tahu, yusuf adalah teman sekelasku di jurusan informatika. Aku tahu ia cerdas, bukankah anak makasar makanan setiap harinya adalah ikan? Wajarlah, jika ia cerdas. Dan aku tahu ia cerdas, dengan caranya menyakinkan dosen. Ia selalu menatap mata dosen ketika ia hendak meyakinkan bahwa pernyataannya adalah benar. Dan terbukti, dosen pun refleks manggut-manggut dibuatnya. Hmmm, dasar anak kampung yang tak tahu diri! Hatiku selalu tergelak ketika ia berhasil meyakinkan dosen, hahaha… betapa bodohnya ia dihadapanku, karena aku sudah hafal betul gayanya bercerita, selalu menggunakan tekhnik yang itu-itu saja. Menjemukan!
Menjelang UAS, instructor di lab pun memberikan tugas yang cukup berat, yaitu membuat sebuah program. dan lucky, aku sekelompok dengan orang cerdas menjemukan itu, tebak saja siapa? Ya, siapa lagi jika bukan Yusuf! Sorotan matanya yang tajam menerkam aku, berbicara bahwa “Kita Harus Kompak!”

“Sera, kapan kita akan membuat program tersebut?”
“Bagaimana kalau sabtu?”
“Ga bisa, aku ada acara.”
“Minggu?”
“Aku ngeles.”
“Emmm, selasa?”
“Jadwal ku ke Gramedia.”
“Jum’at?”
“Aku ada pengajian.”
“Heh, makhluk sok sibuk! Jadi mau mu apa? tadi tanya aku mau nya kapan. Sekarang, aku sudah kasi saran, hari ini ga bisa, hari itu ga bisa. Jadi bisanya kapaaaan???!!! Errrrrghhh!!!” Aku kesal bukan main, lihat saja gayanya yang cool itu seperti bayi watados (wajah tanpa dosa).
“Bagaimana kalau hari senin?”
“Wha… What?”
“Iya senin! Sehabis pulang kuliah!”
“Itu terlalu sore!”
“Senin, jam 4 sore di perpustakaan!” Ia ngeloyor begitu saja. membuat darahku memompa lebih cepat! Fyuuuh, sudahlah, memang begitu tabiatnya… aku mengelus dada!

~~~

“Hei Sera!” Aku menoleh, hah? Si sok sibuk itu!
“Hem?”
“Kau lupa ya kalau hari ini, jadwal kita?”
“Tentu saja aku tidak lupa! Ini aku mau menuju perpustakaan!”
“Syukurlah…” Ia melangkah lebih dulu! Hrrrgh… Songong! Ga sopan! Harusnya ia mempersilahkanku lebih dulu, ladies first! Aku pun berlari mengejar langkahnya yang panjang-panjang. Dan berhasil, aku sampai perpustakaan duluan! Yes!
Aku telah memilih tempat yang strategis, ia malah tak menghiraukan tempatku sama sekali, tetap asyik dengan tempat yang ia telah pilih terlebih dahulu.
“Bisa ga pindah tempat ke tempatku?” Kini giliran matanya yang tertuju menyerbuku.
“Hm? Lebih nyaman disini!”  
Lagi-lagi aku yang harus mengalah. Aku pun membawa laptop dengan setengah perasaan.
“Heh, kenapa jaraknya jauh-jauhan. Seperti orang musuhan saja! ingat, kita ini sedang kerja kelompok, Sera!”
“Baik baginda raja!” Aku mencibir. Segera ku rapatkan kursiku.
“Good. Nah, sekarang kita bisa mulai dari design form-nya. Kira-kira field apa saja yang akan dibutuhkan untuk aplikasi toko buku ini?”
Aku menatapnya lama dan aku tertegun ketika ia berakhir pada kalimat tanya.
“Heh! Apa yang kau lihat? Ayolah, common, focus!”
“Owh… owh… eh… iya maaf…” Hmmm, bagaimana aku bisa focus jika disandingkan dengan teman kelompok seganteng dan cool seperti kau!
Pembuatan program pun dimulai. Aku yang bagian mendesign dan ia yang mengkoneksikan pada database. Kesimpulan yang bisa ku dapati bahwa ia adalah orang yang sangat perfeksionis dalam bekerja! Good job! Beruntung aku sekelompok dengannya, ckckck…
“Yeaaah… berhasiil! Sukses besar, Sera!”
“Yeaaah…” Aku pun ikut melonjak. Entah pada menit keberapa aku hendak menoleh padanya dan tanpa diduga ia pun menoleh padaku. Seketika, bibirku dan bibirnya beradu begitu saja. cesss… dunia pun seolah berputar lambat, slow motion!
Seperkian detik berlalu, aku tergugup, begitupun ia. Aku berlari menuju kamar mandi. Entahlah, aku bahagia atau kecewa, ini semua terjadi tanpa sengaja dan karena jarak yang begitu dekat.
“Yusuf, sepertinya aku harus pulang!” aku memebenahi laptopku dan langsung menyambar tas, lalu pergi dengan tergesa.
“Sera… Maafkan aku! Aku antar kamu pulang ya…” Yusuf tampak bersalah dengan mengaduk-ngaduk rambutnya dan sesekali mempermainkan kacamatanya.
“Kita bicarakan nanti!” Aku meninggalkan Yusuf tanpa pembicaraan.

~~~

“Sera, aku mau minta maaf atas kejadian kemarin.”
“Lupakan saja. toh, aku pun sudah lupa!” Hiks, bagaimana aku bisa melupakan kejadian yang seperti di drama-drama itu?huhu..
“Dan aku sudah putuskan!” Tegasnya.
Hening…
“Bahwa… Bahwa aku akan melamar mu.”
Bruuuk!
Seolah dunia runtuh mengenai kepalaku. What? Apa yang dikatakan anak makasar itu? Aku benar-benar seperti orang linglung.

“Ya, karena aku tahu, wanita adalah sebuah kehormatan yang harus dijaga. Tapi jangan GR! Semua ini ku lakukan hanya karena ingin menebus kesalahanku… bagaimana pendapatmu?” Ia menoleh ke arahku dengan canggung, tak pernah ku dapati Yusuf sekaku itu! Haha… Seperfeksionis apapun lelaki jika sudah menyangkut dengan masalah wanita, logatnya akan seperti orang idiot pada umumnya.

“GR? PD amat! Hmmm… Gimana ya? Sebenarnya aku sama sekali tak berminat pada mu.” Ckckck… Lihat ekspresinya yusuf! Begitu ternganga-nganga mendapati jawabanku.

“Tapi, karena kau yang memaksa, bagaimanalah aku tak bisa menolak!” Ga kuat rasanya aku menahan tawa.

“Heh, siapa bilang aku memaksa mu?! Jika tak mau, aku pun tak akan memaksa!” Wajahnya nampak merah padam, entah aku tak dapat definisikan, apa maksud dari ekspresi wajahnya itu.

“Sekali lagi, karena kau begitu memaksa, maka aku terima!” Siapa juga, yang mau menolak lelaki seganteng kamu, Suf!  Bodohnya kau ini! Yang tak bisa menebak isi hatiku.

“Ya sudah. Aku ingin semuanya ini terahasiakan dulu, jangan sampai ada yang tahu. Cukup nanti saja pada hari  H-nya. Kita buat surprise ending, ok?”

“Baik tuan perfeksionis!” Aku nyengir dan ia pun berlalu dengan gaya cool-nya, nampak seperti tak ada kejadian apapun. Dasar sok cool!

Jika cinta adalah harapan, maka hati adalah jawaban.


***Sebenarnya ini adalah cerpen yang ku ikutkan lomba internal FLP Bekasi, ngerjainnya 1 jam sebelum Deadline, hasilnya? Ya, kayak gini ngelantur, ahahaha...Tapi daripada dimakan rayap, mending dikonsumsi saja (siapa tau ada yg berminat mampir, ngintip-ngintip ke blogku) terus kita sama-sama belajar dech dalam menulis cerpen. Untuk karakter Yusuf sudah ditentukan sebelumnya yaitu cool, confident, cerdas, kere, anak makasar, atletis, perantauan, apa lagi ya? lupa euy... Yang semua pembentukan karakter tersebut dari sifat karakter sebuah kaca mata.

Isi Pembantaian Dari Mas Sakti Wibowo :
  1. Paragraf pertama cukup menggoda, selanjutnya ambruk begitu saja! (wkwkwk... deszzziiiing! aku serasa ditembak pake meriot.)
  2. Tidak Konsisten! Secara ada sifat cool pada si Yusuf, kenapa sifatnya jadi gugur begitu saja ketika si Yusuf ngajakin kawin si Sera??? (huuaaaah, kini perutku yg bolong karena tertembak)
  3. Sepertinya ini impian si penulisnya ya? (ahahahaha... kurang asem! lha wong itu pure pikiran ngawurku kok :P)
  4. Kebanyakan nonton korea!!! (Duuuh, mas sakti tauuu ajah seh, jadi malu aku *memerah wajah)
  5. dan muasiiih buanyaaak lagi serdadu yang meluncur ke hatiku, ahaha lebaaay! 
Tapi dengan pembantaian tersebut, bisa memperbaiki, diperbaharui, pokoknya buanyaaak belajar dech dari komen-komen, komentar dan kripik2 Maha Guru... :D


Itu kripik dari Mas Sakti, Bagaiamana menurut mu? Share Yuuuk!!! ^^ ***

5 comments

  1. ahahaha... aiiih, si mbanya ngeledek... tau mba, sepertinya kayak yg curcol tapi sumpeh itu bukan ceritakuuu :D

    ReplyDelete
  2. wah...nur ternyata pengagum beratnya.......??
    tak pernah aq sangka...!!!
    hahahaha

    ReplyDelete
  3. @heri : pengagum siapa tah her??? foto itu? lha, cuma suka tampangnya doank her, no more! :P

    @mas asop : yupiii, betul mas :D

    ReplyDelete