Langit  berubah mendung saat ku tahu kau telah berpaling. Berpaling dari  hadapanku dan seolah berlari ingin meninggalkanku. Hatiku pun menjadi  kelabu. entah mengapa aku benar-benar emosi dan serta merta meninggikan  egoisku. Untuk apa aku bertahan? Sementara kau sendiri semakin jauh meninggalkanku? Ku  kirimkan, pesan via hp. Dan kau pun kaget dengan pernyataanku. 
Sembilan  sms jawaban  dari mu namun maaf aku baru tahu setelah aku benar-benar  terlelap  tidur. Mungkin kau marah? terserah! Aku sudah tak lagi peduli  dengan  mu, pikirku ketika nyawaku tersadar bergabung dengan raganya,  ketika ku  membuka mata dengan harap dan cinta.
  
Namun, setelah aku benar-benar sadar, kepalaku yang terasa berat, hatiku yang sebelumnya kelabu, semuanya sirna sudah! Lalu, aku pun bertanya pada diri : Bodoh! Apa yang telah aku katakan padanya? Grrrr! Aku benar-benar malu pada diriku sendiri.
Namun, setelah aku benar-benar sadar, kepalaku yang terasa berat, hatiku yang sebelumnya kelabu, semuanya sirna sudah! Lalu, aku pun bertanya pada diri : Bodoh! Apa yang telah aku katakan padanya? Grrrr! Aku benar-benar malu pada diriku sendiri.
Segera  ku balas Sembilan sms jawabannya itu. Menyatakan bahwa aku benar-benar  menyesal. Aku telpon dia, namun tetap saja nihil! Telponku tak pernah  diangkat. Apakah ini memang pantas diperlakukan seperti ini? Tentu saja pantas! Itulah balasan bagi orang ceroboh yang selalu mengedepankan ego dan emosi! Jawab bilah hatiku yang lain.
Pada  kantor dimana aku bekerja, aku lebih memilih diam tak seperti biasanya.  Teman-teman kantor pun heran, kemudian saling menanyakan! Aku jawab  sekenanya. Aku coba terus telpon dia, nihil! Kali ini, HP nya tak aktif.  Arrrgh, harus dengan cara apa aku katakan padanya bahwa aku sangat  menyesal!
Inisiatifku  bicara bahwa aku harus menemuinya! Ya, hari ini juga. Setelah pulang  kantor, aku diantar oleh seorang teman untuk bertemu dengannya. Temanku  kaget, tumben seorang aku yang tak punya kepentingan apa-apa keluyuran. 
“Ada apa fey? Kok tumben.” Sergah temanku terkejut.
“Ga ada apa-apa, anter yuk?!”
“Heran dech! Cerita dunk, ada apa?”
“Yeee… dibilang ga ada apa-apa ya ga ada! Lagi kangen aja sama dia!” Jawabku ngasal.
“Baiklah… pake motorku saja ya?” Katanya dengan masih menatapku heran.
“Yowes…” Dengan nada lemahku yang tak ku buat-buat. 
Aku mengawang bersama temanku dengan motornya. 
Ku  lihat langit, segelap otak dan hatiku. Ketika, motor berbelok di gang  pertama, jantungku tak dapat ku kendalikan, berdetak seenaknya saja,  semaunya…
“Aku  deg-degan!” Aku berkata pada temanku, aku benar-benar deg-degan, tanpa  tahu penyebabnya apa? Hmmm, pokoknya ini semua harus sesuai dengan yang  ku rencanakan! 
“Lho kok aneh? Dasar bocah!” Temanku nyengir masih dengan tatapan heran.
Sesampainya di rumahnya. 
Hatiku semakin tak karuan, aku benar-benar lemas, entah apa yang akan aku katakan ketika ia akan bertanya : Mau ngapain? Kuatkan aku, Tuhan! 
Baut sendi-sendi kakiku seolah terceropoti, aku limbung bukan main.
Ku ketuk pintu itu beberapa kali, terbukalah… Ya Tuhan! Aku benar-benar ingin pingsan saja… 
Ku cium tangannya… Aku sungguh tak ingin melepaskan tangan itu!
“Mau ngapain?” Katanya seperti biasa. Benar dugaanku! Ia akan bertanya demikian.
“Cuma pengen main aja…” Aku tergugup, sungguh.
“Masuk…” Ia mempersilahkan aku dan temanku masuk.
Ku pindah chanel TV, dipindah dengan chanel kesukaanku. Dan temanku pun mendukung, setelah sekitar 30 menit…
“Aku mau berbicara, bisa ga kita keluar dulu?”
“Ga! Mau ngapain?” Katamu dengan penuh penekanan.
Aku  tahu kau bosan dengan pertanyaanku? Aku hanya ingin ketegasan! Itu  saja, air mataku hendak menitik namun ku coba tahan-tahan, berhasil!
Temanku yang akhirnya mengalah untuk keluar.
“Aku mau tanya, benar semuanya itu?”
“Ga!”  Selalu seperti itu! Kenapa kau terlalu pelit sekali dengan kata-kata  mu? Lagi dan lagi, aku bertanya pada diriku sendiri : apakah pantas aku  diperlakukan seperti ini? Aku tak tahu, segera ku singkirkan  pikiran-pikiran aneh yang berseliweran di otakku.
“Udah dech, aku sedang tak ingin membahasnya.”
“Tapi aku mau!”
“Ya sudah, ngomong sendiri saja kalau begitu!”
Tuhan,  jika saja aku tak menyadarkan diri bahwa aku sedang berhadapan dengan  seseorang, serta merta mungkin air mataku keluar dengan derasnya.
Dan  satu hal yang paling aku benci, ketika ia tak menghargai aku, seolah  aku ini tak ada, seolah aku ini hanya buang-buang waktu saja. ia dengan  mudahnya mengangkat telpon entah dari siapa… aku naik pitam, gondok  rasanya direlung dada… 
“Baik, aku pulang!” Ku melangkah keluar, mengajak temanku untuk pulang.
Yang  ku harapkan ketika itu, kau menghalangiku untuk tak pulang, merenggut  tangan ku dan menarik ku pada bahumu… Dan memang, semuanya telah usai  sudah, pikirku! Aku harus menerima kenyataan bahwa kau sama sekali tak  melakukan apa-apa. hanya melihatku dari kejauhan, tanpa usaha  mempertahankanku… kau melepasku pergi… dan mungkin itu mau mu? Aku  kecewa! Dan ingin meledak membuncahkan tangis. Tetap ku tahan!
Dijalan,  aku lebih memilih diam. Tuhan, aku menyesal telah mengenalnya! Bodoh!  Kenapa pula, aku harus berusaha sejauh ini, namun hasilnya? Nothing!  Rencanaku yang telah ku susun tinggi, ambruk mengenai kepalaku. 
Aku menangis sesenggukan dalam laju motor yang mengawang, ku lihat bintang. Sial! Bintang pun tak berpihak padaku…
Tuhan… aku sungguh-sungguh tak ingin membiarkannya pergi begitu saja dihidupku.
Ingin rasanya aku memerintah temanku untuk membelokan arah motornya menuju rumahnya kembali. Namun, urung ku lakukan.
Ku  hempaskan tubuh pada kasur. Arrrrrrrrgh!!! Aku benar-benar tak bisa  melupakannya! Bagaimanalah? Aku sudah benar-benar terlanjut…
Akhirnya, ku kirimkan sms bahwa aku tak ingin berpisah dengannya, itu saja!
Maafkan aku cinta, aku benar-benar tak dapat melupakan mu…
Aku pun bernyanyi untuk diriku sendiri…
Engkau yang sedang patah hati
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan
Engkau yang saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam
Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi…
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi…
Engkau yang hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya
Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi..mu…
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi..mu…
                 Kisah ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, alur cerita,  dsb, itu bukan dikarenakan faktor kesengajaan :P
Bekasi, 20 Juli 2011
Shine Fikri Belajar Menulis Fiksi ^_^
 

 
 
 


 
hmmmmmmm,ini sbnrny ttg apa c shine?????rada ga mudeng, tp lagunya itu loh :)
ReplyDeleteikut brduka lah y :)
ini tentang seorang cewek bernam fey yg mempunyai kekasih so cool, calm, confident gimana gtu, sampai2 ada masalah z, dia ga pernah mau ngomong. Iriiit bgt kata2nya gitu, hihi :D
ReplyDelete