@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

Hijrah Palembang : Bawa 2 Balita Menggunakan Pesawat


“Ay, aku mau ngomong serius sama kamu!” Sepulang dari kajian, suami tiba-tiba berkata demikian. Hah? Apa salahku? Duh, perasaan aku ga melakukan kesalahan deh, hiks... Semoga bukan sesuatu yang fatal. Amin saya dalam hati. 

“Kamu mau kan hari rabu ini ikut aku ke Palembang?”

“Maksudnya?”

“Ya, ikut aku, kita pindah ke Palembang, anak-anak dibawa. Aku pengen tenang aja, biar kita sama-sama terus dan lagi kejar target juga, maksimal 2 tahunlah, insya Allah proyeknya selesai.” 

Hufffh, saya mangelus dada. Kirain ada apaan, hihi... Ya, sebagai istri sih saya manut toh saya ga terikat kontrak apapun selain kuliah. Dan Alhamdulillah nya, kuliah pun bisa cuti. Karena alasannya syar’i yaitu ikut suami.

Kabar itu, benar-benar dadakan. Ia berbicara hari minggu, hari rabu nya kita sudah go ke Palembang. Pemesanan tiket done, packing-packing done. Hanya saja mengabari orang-orang terdekat yang belum sempat. Jika tetangga sih masih kejangkau ya. Tinggal cipika-cipiki, lha yang jauh-jauh? Huhu, maaaaf ga sempat.

Apa yang saya siapkan untuk anak-anak? Tentunya pemahaman. Memahamkan mereka bahwa kita akan pindah ke Palembang. Dengan budaya berbeda, cuaca yang beda dan tentu tempat tinggal yang entah mereka akan betah atau tidak.

“Jadi kita ke Palembang mi?”
“Iya, Fathan mau bawa mainan mana saja? Masuk sini ya.”
“Itu ga usah dibawa mi, biar di rumah aja. Fathan kan nanti pulang lagi.” Katanya ketika saya memasukkan lego miliknya. Huhu, ini kan bukan sehari-dua hari, nak T.T

Akhirnya kami pun menuju Halim. Ketika di sana, mereka sangat antusias sekali. Dari mulai manjat-manjat pembatas antrian sampai bermain trolly, wkwk...

Bahkan Nusaiba yang dasarnya selalu guling-guling dimana saja, mulai tidur-tiduran di lantai bandara. Duh, ngadem ya dek?


Check-in pun dilakukan dan ternyata kami penumpang terakhir yang belum masuk pesawat. Keasyikan main di Mesjid jadi ketinggalan deh. Belum lagi, prosedur ibu hamil yang harus lapor ke pusat informasi terlebih dahulu untuk melakukan klarifikasi data. Alhamdulillah, sudah prepare surat keterangan dokter jadi aman. Menunggu sebentar di bagian informasi, lalu kami dipersilahkan masuk menuju pesawat. Karena ga pake lift yang langsung pesawat. Kami pun berjalan kaki semi berlari untuk segera masuk pesawat. 

Fathan, Nusaiba semuanya lari sambil tertawa lepas.. mereka senang sekali melewati jejeran pesawat yang mengantri. Dan tahukah? Pesawat kami paling ujuung, menggunakan Batik Air. Saya yang mengantongi boarding pass, akhirnya masuk pesawat duluan, anak-anak dijaga Abinya dan Neneknya.

Ketika masuk, wow, sudah penuh penumpang ternyata, saudara, wkwk...

Pesawat ini benar-benar menunggu kami. Di seat 18lah jatah kami duduk. Nusaiba, saya, Fathan dikursi untuk bertiga. Sedangkan abinya dan nenek disebrangnya.
Pelayanan pramugarinya baik, tempat nyaman dan stok film yang cakep. Fathan dan Nusaiba diberi tontonan gratis selama perjalanan. Logistiknya pun enak dan mengenyangkan. Jadi ga rewel deh.

Dengan durasi waktu sekitar 30 menit, akhirnya pesawat pun landing di Bandara Sultan Mahmud Badarudin, Palembang. 

Fathan dan Nusaiba kembali berlari dan tertawa lepas. Kali ini, menggunakan lift jadi langsung bandara, huhu jadi ga bisa foto-foto bersama pesawat deh.

Ketika kami turun untuk pengambilan barang, kami disambut dengan view Palembang yang iconic banget yaitu Jembatan Ampera.

Yeay, Alhamdulillah sampai juga kita.

Sementara Abi dan Neneknya mengambil barang, Fathan dan Nusaiba berlarian ke sana-kemari. Untungnya Bandara sepi jadi leluasa banget mereka berlarian sembari ketawa-ketiwi. Dan lagi-lagi mereka mengambil trolly. Nusaiba duduk dan Fathan yang mendorong trolly. Duh, serunya, ckck...

Kami pun disambut dengan “wong kito galo”, welcome Palembang, see ya Jakarta...
Bismillah, semoga kepindahan kami menjadii awal pembuka keberkahan, aamiin..
Setelah beberapa hari saya tanya :

“Fathan, betah ga di sini? Mau ke Depok lagi ga?”
“Fathan mau disini aja, rumahnya bagus. Di depok rumahnya banyak coretan.” Katanya dengan tampang tanpa dosa.

Lha, situ yang nyoret-nyoret dari umur 1 tahun, hadeuh, lupa yaa, wkwkwk :p

Tips :
  • Selama perjalanan menggunakan pesawat, yang terpenting adalah pengawasan kita.
  • Enjoy! Jangan serba dilarang karena akan merubah mood anak, selama tidak membahayakan dan terjangkau dari pengawasan, lepaskanlah ekspresi dan explorasinya.
  • Prepare segala kebutuhannya. Seperti air minum, susu dan cemilan yang mengenyangkan.
  • Sedia selalu kayu putih, minyak telon atau minyak angin untuk jaga-jaga ketika anak masuk angin atau kelelahan.
  • Dibawa happy! Rangsang rasa ingin tahunya dengan memperlihatkan anak pada sesuatu yang baru.

1 comment

  1. Wah, pengen ajak anak naik esawat sekali2. Hehehehe .... :D

    ReplyDelete