Salah satu yang paling mengerikan pasca lahiran adalah rentannya para ibu terserang stress... Pemulihan, masa-masa dimana urat-urat dan organ tubuh lainnya mengalami pergeseran dan mental ibu yang diuji oleh bayi yang baru lahir yang harus stand by 24 jam ketika sang bayi menangis. Malam jadi siang, siang menjadi malam. Kaki di kepala, kepala di kaki...
Itu sebabnya banyak kasus tragis yang kita saksikan di berita-berita, seorang Ibu tega membunuh bayinya. Tega? Saya rasa tidak ada ibu yang tega membunuh anaknya sendiri. Yang ada Ibu yang tetap waras dan Ibu yang terjangkit syndrom pasca lahiran seperti baby blues dan lain sebagainya. Jangan terburu menjudge, tinjaulah dulu latar belakang faktor ketidak warasan sang Ibu.
Itu sebabnya banyak kasus tragis yang kita saksikan di berita-berita, seorang Ibu tega membunuh bayinya. Tega? Saya rasa tidak ada ibu yang tega membunuh anaknya sendiri. Yang ada Ibu yang tetap waras dan Ibu yang terjangkit syndrom pasca lahiran seperti baby blues dan lain sebagainya. Jangan terburu menjudge, tinjaulah dulu latar belakang faktor ketidak warasan sang Ibu.
Maka dari itu, setelah lahiran saya antisipasi benar dengan hal-hal yang akan membuat saya stress (sebagai ibu mempunyai bayi dan 2 balita).
Saya pun mengalami benar ketika anak pertama bagaimana rasanya terhinggap stress sehingga rasanya setiap hari menangis karena benci dengan diri sendiri. Ditambah dengan faktor luar, yaitu LDM dengan suami. Kemudian orang-orang di sekeliling saya yang tidak mendukung. Jika ada kesalahan sedikit saja pasti orang-orang tersebut menghardik.
"Gimana sih? Mandiin bayi aja ga becus!" Mungkin itu kalimat biasa ketika kita dalam kondisi normal. Kondisi bukan saat melahirkan, kondisi di dukung kanan kiri dan kondisi kondusif pada saat mendengarnya. Namun justru kalimat tersebut menjadi pisau bermata dua yang ketika itu bagaikan menghujam ke dalam sanubari, sakit dan berbekas!
Yang pada akhirnya saya terjangkit stress, menangis menangis dan menangis yang saya lakukan. Pernah ketika stress itu memuncak, saya mengabaikan bayi saya yang ingin menyusu bahkan membentaknya, berteriak-teriak, seolah kesalahan semua disebabkan oleh sang bayi.
Belajar dari pengalaman, saya tidak ingin lagi terulang seperti dulu, akhirnya saya memutuskan! Setiap saya lahiran, saya harus bahagia. Kondisi kondusif yang harus diciptakan. Dan berikut yang saya lakukan agar tetap happy pasca lahiran :
- LDM? No Way!
Suami mungkin merupakan faktor external namun keberadaannya merupakan faktor penting yang harus seiring sejalan menemani hari-hari Ibu lahiran. Mungkin salah satu kepindahan saya ke Palembang pun merupakan upaya bersama, baik suka maupun duka, kita tetap saling menguatkan. Percaya atau tidak, pasca lahiran merupakan titik terlemah dari segala aspek, baik mental maupun fisik.
Ya, terasa betul, ketika dulu, anak pertama lahir, suami yang hanya mengunjungi seminggu sekali menjadikan mental saya labil. Sering terjangkiti pikiran negatif seperti : seolah-olah semua penderitaan ada di saya. Padahal memang menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing ya. Tapi begitulah, suami istri bagaikan 1 jiwa, ketika belahannya tak ada maka keseimbangan hidup dipertaruhkan.
- Banyak Baca
Gali ilmu parenting dengan banyak membaca buku. Saya sendiri dengan mengetahui ilmunya jadi serasa terarahkan. Bagaimana ketika menghadapi anak tantrum, anak sakit atau kejadian yang tak diinginkan lainnya. A-Z dunia parenting memang harus dipelajari tanpa itu seorang Ibu seperti orang buta yang meraba-raba. Ya meskipun pada akhirnya semua bermuara pada nasib yang telah ditakdirkan masing-masing. Namun setidaknya kita telah berusaha. Tawakal itu ada setelah ikhtiar, toh?
Favorit saya buku-buku parenting-nya Muhammad Fauzil Adhim. Alasannya? Ngademin!
- Me Time
Sediakan waktu untuk sendiri. Ini penting banget! Bagaimanapun Ibu adalah manusia yang berhak untuk bahagia. Jadi tolong, para Ayah yang baca, relakanlah waktu kalian untuk mengasuh, ga usah lama-lama sejam dua jam saja sudah cukup bagi Ibu untuk Me Time.
Bentuknya bisa apa saja. Kalau saya, mandi. Menyiram dari kepala sampai ke kaki dengan air dingin. Saya sarankan sih mandi sebelum subuh. Kesegarannya sangat terasa sekali. Saat mandi, kita bisa pijat leher punggung sembari luluran, hehe... Ini serius, rileksasi ga perlu ke salon kok, sendiri pun bisa asal tepat saja waktunya. Bayi tidur, saatnya Sang Ibu Me Time! Jalan-jalan juga bisa dilakukan, menghirup udara segar sendiri, tapi jangan jauh-jauh ya, Bayi kan ga bisa ditinggal lama.
Ya, karena udzur dan ga shalat, mencari me time yang cocok untuk diri sendiri itu harus! Jangan lupa untuk berdzikir juga ya biar "eling" kata orang sunda mah.
- Bonding
Menciptakan bonding yang kuat. Baik itu dengan pasangan maupun dengan sang bayi. Suami saya sering sekali mengusap punggung saya bahkan memijat-mijat. Rasa lelah, pusing dan ambruknya fisik seketika menguap begitu saja ketika diusap.
Dengan bayi saya lakukan bonding seperti menciuminya dan memeluk meluknya, skin to skin dan mengajak ngobrol dengannya. Sehingga menghadirkan kesyukuran dengan hadirnya sang bayi.
"Melihat tawamu...
Mendengar senandungmu...
Terlihat jelas dimataku
Warna-warni indahmu
Saat kau bersamaku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu,
Anugerah Terindah yang pernah ku miliki..."
#Jreng Ter-SheilaOn7
- Beraktivitas
Jenuh sering kali dirasakan oleh Ibu pasca lahiran karena hanya itu-itu saja yang dilakukan. Oleh karena itu, saya memilih menulis untuk dijadikan aktivitas lain pasca lahiran. Aktivitas ini yang akan mengikis segala gundah gulana di hati. Apalagi jika aktivitas yang dilakoni dijalani dengan happy, sesuai passion.
Meskipun saya menulis untuk pekerjaan namun nikmat mana lagi yang kan didustakan jika passion kita dibayar. So, sebisa mungkin cari aktivitas lain selain IRT. Ga perlu keluyuran keluar rumah kok, banyak aktivitas yang bisa dilakukan sesuai hobi yang kita minati.
Bekerja inilah salah satu cara untuk mengapresiasi diri sendiri. Kerja dalam artian luas ya.
- Enjoy
Ketika lahiran, sebisa mungkin saya menikmati. Menikmati setiap sakit yang dirasakan, menikmati proses bayi yang masih bingung puting, menikmati tangisan bayi yang membahana, menikmati setiap moment yang ada. Pun dengan adanya si kakak-kakak balita. Saya yang biasanya banyak melarang. Ga boleh nonton tv, ga boleh ini-itu, rada longgar dalam hal aturan. Apa yang membuat mereka nyaman dan aman dalam bermain, lanjutlah! Hal ini sangat terasa sekali efeknya yaitu saya ga mudah capek.
Iya karena melarang ini-itu justru malah menghabiskan energi yang berujung pada stress. Duh, jangan sampai deh. Idealis boleh saja, jangan lupa pula untuk realistis.. Proporsionalah. Dibawa santai.
- Berbaur Dengan Orang Positif
Sehabis lahiran, jauh-jauhin dulu dengan orang-orang yang aura atau hawanya negatif. Penting banget karena dengan siapa kita berteman akan mempengaruhi, jika dengan tukang minyak pasti kecipratan baunya dan seterusnya.
Pun ketika kita bosan dengan aktivitas yang itu-itu saja, ketika curhat kepada orang yang benar maka yang ada adalah pemberian motivasi bukan sebaliknya.
"Mungkin orang-orang mengira kita cuma ngurusin hal remeh temeh kali ya mba, padahal kan emang kerjaan. Tapi sabodo teuinglah." Suatu hari saya curhat pada teman yang sudah saya anggap saudara.
"Inget-inget invoice cair saja, Shine! wkwk."
Saya pun tergelak tawa dan memang langsung terbawa semangatnya. Saya lebih PD untuk bergerak.
Bagaimana jika sudah terserang virus negatif dari omongan orang? Remember! Tetep strong bahwa hidup kita tidak ditentukan dari apa kata orang.
- Olahraga
Mens sana in corpore sano
Slogan bapak pandu olahraga ini (ngarang) wajib banget diingat-ingat. Ya karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Jika sudah begitu, positive mind akan terbentuk. Kuatnya jiwa dapat menstabilkan emosi.
Dan masa pemulihan adalah masanya giat berolahraga. Memang olahraga apa yang cocok untuk orang habis lahiran? Bisa jalan kaki, ga usah jauh-jauh, bulak-balik di rumah saja cukup. Senam, yoga, banyak deh yang selow-selow tapi sifatnya masuk kategori olahraga.
Sama halnya dengan mesin, jika tidak digunakan maka akan rusak atau berkarat, begitupun tubuh kita, jika tidak digerakan, olahraga, pasti mendatangkan penyakit. Terutama penyakit stress.
Oleh karena itu, olahraga teratur yuk Bu... *Ngingetin diri sendiri 💪
Nah, bagaimana? Semoga bermanfaat ya...
Coz A happy mom is a happy baby. Ya percayalah kebahagiaan ibu itu menular. Ibulah yang merupakan ujung tombak kebahagiaan setiap bangsa eh keluarga. So, jadilah ibu yang bahagia bahkan setelah lahiran💓
Note : Tulisan ini dibuat untuk menanggapi tulisan Ernawati Lilys yg berjudul Ibu Rumah Tangga Yang Bahagia
Note : Tulisan ini dibuat untuk menanggapi tulisan Ernawati Lilys yg berjudul Ibu Rumah Tangga Yang Bahagia
Bergaul sama orang positif auranya akan menular juga ya... Kebaikan2 yang dibuat jadi contoh dan insya Allah anak2 atau bayi juga mengikuti kebaikannya...
ReplyDeletebener banget mbak, pasca melahirkan harus berkumpul dengan orang-orang yang berpikiran positif, kalo gak bisa-bisa kena baby blues :(
ReplyDeletedinikmati dan disyukuri aja ya, mba. banyak di luar sana yang mengusahakan untuk punya anak tapi nunggunya lama karena belum dikasih. kadang sedih aja kalau ada yang nggak happy abis ngelahirin. btw, udah pindah ke palembang ya? asyik banget. semoga betah di sana. :D
ReplyDeleteWah bener banget tuh kalo pasca melahirkan emang sesuatu, berasa paling repot sedunia ya.
ReplyDeleteTapi aku seneng, menikmati hari2 meski waktu terenggut oleh baby, masih selalu ceriaa meski sendiri LDM an huhuu..
Berasa ada boneka hidup ada baby tuh..
Noted banget mba ini, saya harus siapkan bekal ilmu.
ReplyDeleteSetelah menikah segalanya akan berubah, harus belajar banyak. Bismillah
sharing terus ya mba :-D biar aku bisa nyerap dan belajar.
Iyes banget ini mba..apalafi saya sc dan baru banget di keluarga..baby blues...dan me timenya adalah menulis dan chat dengan teman di wa yg selalu jadi tong sampah emak ini hehehe
ReplyDeleteaku baru 2x lahiran, almarhum kakaknya mada dan mada tapi agak trauma karena abis lahiran dibully keluarga pak suami dan pak suami pun pro keluarganya, bawaannya nangis dan pengin mati aja karena tertekan banget ... gak sampe yg gimana2 ke anakku
ReplyDeletegara2 itu pak suami agak menyesal sih karena lebih percaya dengan pendapat keluarganya daripada aku
makasi shine tip nya memang setiap mommy harus happy kapan pun apalagi pasca lahiran jangan sampai terkena babyblues kasian baby nya juga
ReplyDeletetips nyanyi lagu sheila on 7 boleh juga tuh... jreengg *nyanyik*
ReplyDeletePerlu untuk bahagia diri sendiri dulu maka kebahagiaan keluarga akan menyusl
ReplyDeleteEmang ibu harus selalu bahagia ya, insyaAllah semua beban terangkat kalau ikhlas dan selalu bersyukur TFS...
ReplyDelete