Aku tahu, diberi uang ortu itu bahagia tp nyari uang sendiri jauh lebih bahagia
Pun diberi uang suami itu jg bahagia tp bisa ngedapetin uang sendiri itu jauh lebih bahagia
Intinya, kita pasti seneng banget ketika apa yg kita perjuangkan mndptkn hasil positif.
Pun diberi uang suami itu jg bahagia tp bisa ngedapetin uang sendiri itu jauh lebih bahagia
Intinya, kita pasti seneng banget ketika apa yg kita perjuangkan mndptkn hasil positif.
-Nasehat nenek Miyo ku yg cuantik-
Dan giliranku berpendapat bahwa bila dikasi proyek kantor itu tinggal dikerjakan tapi proyek sendiri lebih menyenangkan. Bagaimana tidak, mulai dari tahapan perencanaan, analisis data, pengerjaan sampai hasilnya pun dinikmati sendiri, subhanallah dech, ada kebahagiaan tersendiri.
Lalu dimana letak do’a kecil itu, shine?
Mari aku ajak flashback pada suatu masa. Dulu ketika aku masih menjadi angkoters, mendengarkan emak-emak ngobrol sudah menjadi hal rutin. Meskipun ga ada niatan untuk nguping, namun kondisi yg menyuguhkan begitu,so mau ga mau.
Ibu1 : “Itu lho kepokankanku si A udah pinter banget IT-nya.”
Ibu2 : “Oya? Kuliah dimana? Semester berapa?”
Ibu1 : “Di Tri***ti.”
Ibu2 : “pantesan lha wong kampusnya bonafit gt kok.”
Komenku dalam hati : ngaruh gitu ya? *sensi :D
Ibu1 : “Iya lho dia baru semester 5 padahal tapi sudah bisa jual program. Pinter banget dia pemrogramannya.”
Wah… *Pasang kuping mulai tretarik.
Ibu2 : ”Lumayan dunk ya bisa membiyai kuliah sendiri.”
Ibu1 : “bukan hanya itu, dia juga udah bisa beli ini itu dari hasil penjualan programnya.”
Subhanallah, tuh denger orang lain udah bisa buat program dan bernilai jual pula nah aku? Udah bisa program apa? Ah semoga suatu saat nanti aku juga bisa seperti dia, ya Rabb. Do’a kecil dalam hati itupun tak sengaja terbuncah. Ya do’a itu ketika aku semester 1. Dan lihatlaah, kini aku menginjak semester 5 akhir dan jawaban dari do’a kecil tersebut adalah YA! Subhanallah… Ya Sama’, Engkau sebaik-baik pemberi kejutan yg tak pernah terduga… Alhamdulillah...
Do’a kecil itu kini berbuah nyata, kawan…
Karena kata adalah do’a maka berkatalah yang baik-baik saja. Kata hati sekalipun…
“Siapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Makan makan...
ReplyDeletesama kayak Una deh.makan2 dong. eh makan apa ya? dlm rangka apa? oh, dlm rangka bentar lagi lulus ya. hehhehe
ReplyDelete“Siapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam.”
ReplyDelete(HR. Bukhori dan Muslim)
Hadist di atas mengena banget, mending diam karena diam itu emas :)
Alhamdulillah wa syukurillah..
ReplyDeletecihuuyy, jadii jadii?? makan dimana kita niih?? eh ya, atau tiket ke JKT aja deh, gak nolak koq, xixixix
anyway selamat ya say, sukses proyeknya ;)
masyaAllah :) barakallahu fiik~
ReplyDeleteshine keren deh~ aku emang gak pernah salah nilai kan :p
asyiknya, makan-makaaannn :D
ReplyDeleteslamat atas proyeknya, mba ;)
@una & mba fanny : ayooo2, kita kopdar tp makan bayar sndiri2 yak,wkwkwk *pelit kambuh*
ReplyDelete@reza : terkadang ada kalanya diam itu emas dan adakalanya berbicara demi kebenaran itu jauh lebih utama. ya, pandai2 kita mengkondisikan sj, kpan saatna diam n kpan u/ bicara.
@mba diah : Alhamdulillah yo mba, hayuuu... siniiii2. ok syukron yo mba :)
@maya : aiiih mayaaaaa jangan gt ah, jadi maluuu... semuanya tak akan terjadi tanpa Yg Maha Keren, iya ga? ;)
@mba ila : hayuuu2.. Alhamdulillah,hehe.. terimakasih yaaa :D