@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

Aktivitas Pagi

Bismillah...
Hai, selamat pagiii...
Ngapain aja di pagi ini?
Ga tidur lagi kan?
Ingat donk dengan hadist yg berbunyi : sesungguhnya keberkahan itu ada di pagi hari (kurang lebih isinya begitu).
Ehm, kalau saya ngapain aja ya?
Pagi selalu diriweuhkan dengan jadwalnya masak, setelah shalat malam, langsung buru-buru ke dapur pak-pik-peuk dengan bahan-bahan yg akan dimasak. Masak apa? Makaroni skutel. Untuk siapa? Untuk jualan dibawa adek k sekolahnya. Awalnya sih ini ide adek saya, "Teh coba jualan aja disekolah ena, ena yg jualin deh, latihan wirausaha." Katanya dengan mantap. Entahlah kesambet apa adekku itu. Semenjak gabung rohis jadi berubah drastis, xixi
Alhamdulillah yah... Bawa 20pcs abis, 30 abis, bawa berapapun selalu habis, jadilah saya menjadikan ladang ini sebagai suatu usaha yg berkelanjutan, ya meskipun baru mikro ya, lumayanlah buat jajan adek dan krucil... Untungnya pun bisa dikatan 100%. Modal balik, lebihnya pun seharga modal, xixi.. Kalau kata teman saya mba wiek (chef), ga ada salahnya dengan kapitalisasilah ya, wkwkwk, saya ngakak. Bukan apa-apa, harga normal kan memang 5rb ya, kalau saya turunkan harganya bisa-bisa bocah sekolah pada nyeletuk : daging apaan tuh yg dipake kok harganya murah?
Well, itulah bakulan saya yg tetangga sebelahpun bahkan tak tahu. Yg dengannya tetanggapun pernah bingung dengan hidup saya yg dikira cuma uncang-uncang angge. Saya bingung dengan mba Shine kan ga kerja kok ya santai aja, ga pontang-panting seperti saya, emang cukup apa buat keperluan popok, susu dll? xixi saya senyum-senyum doak. Tapi kemudian tetangga saya yg lain yg jawab : orang mah hidup bersyukur dengan apa yg ada, ga pusingin hidup tetangga. Hellooo, ini hidup gue kenapa lu pade yg repot, wkwk...
Don't judge! Ga mesti yg dirumah aja cuma hidup ongkang-ongkang kaki doank, kita ga tahu aja yg mereka kerjakan apa, once again, don't judge. Pekerjaan apapun itu (asal halal) ga mesti donk digembar-gembor ke tetangga.
Dan aktivitas kami setelah masak adalaaah belanja, muter-muter sesuka kami dengan suami dan krucil, beli nasi uduk, beli sayur, semuanya dikerjakan bareng-bareng. Mungkin ada yg mikir : manja amat beli sayur aja sekeluarga dibawa, ahaha, biarkan, yang penting kami semua happy. Kebersamaan yg indah mesti ya terlihat biasa saja.
Mumpung suami ada dirumahlah ya, beda hal jika suami udah ngurusin proyek lagi di luar kota untuk jangka waktu cukup lama. Saya ngegendol 2 krucil ya sudah biasa...
Begitulah, kadang hidup kita bahagia menjalani tapi orang lain malah repot mengurusi...
Yowes gitu aja...
Semoga aktivitas pagi kita selalu dipenuhi keberkahan, kebahagiaan dan keridhoan-Nya, aamiin

Club Novel, Perubahan Itu Bermula


Memasuki ranah komunitas berarti memasuki ranah sosial, bagaimana membangung komunikasi dan membawa diri. 

Saya termasuk tipe orang cuek, enggan pura-pura baik jika memang saya tidak suka, dan tidak memiliki kecakapan dalam membangun persahabatan jika memang tidak cocok. Harus ada semacam kejadian yg membuat hubungan itu seru dan mengalir. Jika baru saja bertemu kemudian langsung sok akrab, emmm sepertinya 100% itu bukan karakter saya. Entah itu kutukan atau anugerah, yg jelas saya mengamini bahwa itulah pribadi saya.

Awalnya menulis hanya sekedar curhat buku diary kemudian saling tukar-tukaran diary. Dan itu berlanjut hingga saya menginjak SMA. Ada lomba menulis surat untuk Wali Kota. Saya memberanikan diri ikut. Masuk dalam ruang ber-AC, dengan puluhan siswa-siswi peserta lomba, dan pena yg tak mau dihentikan lajunya. Semuanya mengalir bagai curahan isi hati yang tak terbendungkan. Seminggu kemudian pengumuman itu muncul, saya berhasil meskipun hanya juara 2 ketika itu. Alhamdulillah. Disitulah awal saya memiliki Handphone. Bahagia? Tentu

Drama Dengan Alam

Bismillah

Masa kecil saya diisi dengan sangat seru. Tidak ada lagi istilah masa kecil kurang bahagia. Saya merasa sangat puas dan bersyukur atas masa kecil saya.

Banyak permaian yg bisa kita mainkan bersama. Apalagi ketika kecil rumah saya sangat strategis untuk sebuah pelosok di kampung. Dibelakang rumah saya ada pekarangan luas yg siapa saja boleh bermain disana. Tidak seperti sekarang yang dimana-mana dibangun perumahan. Alasnya tanah berdebu, sangat asik dijadikan lahan buat lotek-lotekan untuk anak perempuan. Tanah sebagai bumbu kacangnya...
"Pesen lotek buu..."
"Sabaraha?"
"25 perak weh tong pake cabe nya bu"
"Nya." Kata si ibu penjual lotek sambil menggoyang ulekannya, yihaaa :D
Ada yg bisa terjemahkan? :p
*drama lotek-lotekan.

Orang-orang Keren

Bismillah...

Bertemu orang-orang keren membuat diri ini malu akan apa saja yg telah dilakukan. Setelah menikah, jujur saja saya malu jika diajak bertemu dengan teman-teman suami. Apa pasal? Apalah saya ini, hanya orang biasa yg terus belajar tanpa menengok dunia luar. Rutinitas saya, yaa hanya sekedar kasur, dapur, sumur dan hal-hal kerumah tanggaan lainnya. Ditambah dengan kehadiran buah hati, lengkap sudah rasa minder saya terus bertumbuh.

Komitmen untuk menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak merupakan komitmen terberat. Sudah tidak heran, jika bertemu dengan teman-teman saya semasa kuliah, komunitas, pengajian, pokoknya teman dimasa lalu. Mereka mesti berujar : Salut, orang kayak kamu, yg ga bisa diem, kok bisa ya tinggal diam dirumah.

Hmmm, begitulah... Meski awalnya tepaksa namun kemudian ada pemahaman yang siapapun ketika dihadapkan dengan kondisi yang sama seperti saya (suami ridho nya kita dirumah), berlapang dada menerimanya :D

Dan inilah,

Cooling Down

Pengeboman kemarin sempat membuat merinding sebentar. Namun setelahnya justru mengundang tawa tak berkesudahan. Hanya di Indonesia, segalanya bisa jadi gagal fokus. Dari mulai beredar foto Polisi gantenglah, bapak tua penjual ketoprol yg tetap cool-lah, dll. Bagus sih, demi pemutus teror itu sendiri. Kasarnya : Lu mau neror, ga takut, ga takut :P :D

Hal semacam ini memang bisa dibilang "bodor" (sunda -red), hanya saja ada benarnya juga jika konteksnya kita letakkan pada setiap permasalahan yang menimpa.

Contoh masalah sosial, masalah yg terdekat saja tentang bertetangga.
Satu dan lainnya memang memiliki karakter yang berbeda tentang bagaimana cara memandang, gaya berkomunikasi, respon terhadap sesuatu, dsb.

Dari beragam karakter itu semestinya kita menyadari bahwa sebuah kewajaran jika ditengah jalan per-tetangga-an kita ini dihadapkan dengan konflik.

Cincin Pernikahan

Bismillah...

Kronologis proses hubungan (sebelum menikah) saya dan suami memang banyak yg tidak tahu. Secara siapa kami yang harus gembar-gembor ke media masa, wkwk… Kami hanya mengikuti arah takdir Tuhan, menjalaninya dengan sebaik-baik ikhtiar dan do’a.
Pertama kali bertemu yaitu di Bekasi. Ketika itu, teman memperkenalkan kami berdua. Siapa sangka, kami berjodoh. Dengan awal mula yang sama sekali blaass tidak kenal.

Bertemu sepintas? Never!
Bertemu dalam mimpi? Apalagi..

Lalu, tiba-tiba kami bertemu dalam jodoh yang Allah tuliskan dalam Lauhul Mahfudz yg suci, yang tiada satupun mengetahuinya, yang dengannya kami merasa seperti saling mengamini bahwa satu sama lain merupakan anugerah terindah yang pernah dmiliki, jreeeng #terSO7.

“Namanya Syaibathulham aja?”  Sok jutek.

Menghibur Diri

Bismillah...

Ketika sudah menikah, memiliki anak, satu dan lainnya adalah kesatuan. tidak bisa tidak, kemanapun kaki melangkah, semua harus ikut diboyong. Jika salah satu tidak bisa, maka acara batal! 

Seperti kemaren, ketika si pimbil (pipi gembil) ayu dan mas adi menikah. Teman FLP Bekasi, sudah seperti saudara. Namun ya itulah, ketika salah satu dari kami tidak bisa maka harus mengalah meski itu menyesakkan dada :p.

Beralihlah keacara berikutnya yaitu menghadiri akikahan anak tetangga, ulang tahun anaknya yang pertama dan arisan, xixi...

"Aku kalau jalan bareng kalian, udah seperti ngasuh tiga anak ya?" Celetuknya tiba-tiba.
Sontak saya kaget dunk! Ha?
"Lha, aku kan udah dewasa say..."
"Iya iya dibanding mereka kamu 1 tingkat diatas Fathan dan Nusaiba kok."
"wkwkwkwk"

Klarifikasi dunk saya, enak aja dianggap masih kecil. Namun ada satu kejadian yang membuat saya sadar ketika hendak membeli minum dalam sebuah perjalanan di alfa.

"Say, aku mau ini dunk." Aku nunjuk kripik singkong merk blabla..
"Ga bagus Ay, ada msg-nya itu." Katanya. Deuh..
"Sekali ini aja deh, mau jajan, hiks..." Tetep kekeuh merayu..
Tiba-tiba Fathan menghampiriku dan bilang :
"Umi mau ini ya? Ga bagus, nanti batuk lho.. Nanti lagi aja ya, nanti balik lagi kesini." Katanya dengan polos.
DUEEENG!!!
Kami langsung terbahak..
"Tuh kan?" Kata suami merdeka dengan pendapatnya semula, wkwkwk...

Ah ya sudahlah, meskipun masih dianggap kekanakkan setidaknya saya tak merugikan orang lain. Mungkin karena ceria suka sorak-sorai hore kali ya makanya masih dianggap anak-anak *ngeles...

Whateverlah ya, buktinya saya bisa menghadle dua krucil itu. Itu artinya saya sudah emak2, ahahaha *menghibur diri

Hohoho

Tentang 2015

Bismillah...

Hi Blogger, sudah 2016 ya? Deuh, saya kemana aja? Ada, hanya saja ketika ingin nge-blog ada saja halangannya, xixi... Baru buka kompi, krucil pada bangun, baru mau nulis krucil rusuh, hadeuh, sampai kapan ya? Sampai masanya tiba pasti. Ah tenang, hanya sebentar kok, paling ketika krucil sudah dewasa, akan ada kalimat yg terucap : "Subhanallah, baru kemaren kalian lahir. Subhanallah, baru kemaren kalian tertatih-tatih berjalan." Dan takjub lainnya yang akan membuat diri seolah tak percaya. Trust me!

Ok.
Lalu?

Ya seperti waktu yang sekarang telah genap menginjak tahun 2016. Perasaan baru saja kemaren 2015, baru saja milad yg ke-26, sekarang sudah 2016? Itu artinya sebentar lagi saya akan merangkak menuju 30, oohhh Nooo, tua banget ya? hehe... Sebenernya ga masalah sih dengan usianya, hanya saja apa kabar karya yang telah dihasilkan diumur yg sekian-sekian? *tutupmuka...

Malulah rasanya kalau bicara karya. 2015 benar-benar nothing karya. Hanya 1 buku yg terbit, itupun antologi, itupun udah syukur banget :D :P

Hanya ini saja? -,- . Mau tau isinya? Grab it fast on your bookstore


Eh ada denk, 2 postingan job review ketika HarBOlNas kemaren,hihi... Alhamdulillah :D

Ehm, Karena di 2015 saya lahiran anak yg kedua, di 2015 pula saya harus berjuang melawan ego agar mau seutuhnya menjadi IRT yg tulus, penuh kasih sayang, ekstra sabar dan tak mengeluh... Berat? Tentu! Mana ada perjuangan yg dilakukan dengan leha-leha jaya? Dan kurangnya ilmu parenting menjadikan saya terus bersemangat belajar tentang parenting. Walaupun tak menghasilkan karya dengan ilmu tersebut, setidaknya saya sudah berkarya nyata mengaplikasikannya dikehidupan rumah tangga ini. Bukankah sebaik-baik ilmu adalah yg diamalkan? Yippie..

Di 2015 pula, saya harus kehilangan orang yang paling saya sayang di dunia ini, orang terdekat saya, sosok yang paling asyik diajak curhat, bertukar pikiran, berdiskusi, bercanda, menertawakan kehidupan(juga kesusahan), best partner ever, Bapak, 25 Agustus 2015. Saya ingat benar kejadian tersebut dan saya merasa tak ada mimpi seburuk ini seumur hidup saya. Setiap kenangan adalah candu tentang rindu, setiap nasehatnya adalah doa mengangkasa yg menyayat jiwa, Bapak,, harus pergi secepat itu. Tak pernah disangka! Jika saja tak ada orang-orang pilihan yg diutus Allah untuk menguatkan imanku, entah apa kabar!

Hufffhh, sakit yg menyesakkan dada bila menyadari ini, biarlah menjadi penguat dan bukti bahwa Bapak benar-benar orang istimewa! I Love you, Bapak... Lapangkan, Terangi, Mulyakan Kuburnya, ya Rabb dan masukkan Ia kedalam golongan orang-orang yang Engkau Ridhai iman islam taqwanya, aamiin...

What's next?

Rasanya tak ada yg lebih pantas untuk dishare tentang mimpi kita kecuali diary, teman seperjuangan dan todo list yg harus konsisten terlaksana... 

Semoga Allah mudahkan mimpi-mimpi kita ya, teman...
Dan semoga 2016 ini kita bisa gemuk karya dalam artian luas dan sebaik-baik karya, aamiin...

Do'aku untuk kita semua :)