@copy right : Shine Fikri. Powered by Blogger.

Berhenti Berharap

Pic From Google



“Emmm…” Ia memeluk jaket yang telah ia simpan selama puluhan tahun. Jaket pemberian seseorang. Ada aliran bening yang menggenang dipipinya. 

“Hai, Sa…” Oki, sahabatnya mengagetkan ia yang tengah melamunkan sebuah masa bernama masa lalu.

“Ehhh… Iya.” Katanya terperanjat.

“Kamu nangis? Untuk dia lagi?” Oki menatapnya dengan pandangan sebal. Salsa hanya bisa diam. Lidahnya kelu dan ia tak mampu menahan perasaan yang bergejolak dalam hatinya. 

“Sudah berapa kali ku bilang! Berhentilah berharap pada orang yang tak tepat!” Oki lagi-lagi menghancurkan hatinya, menghempaskannya jauh dari keakuan Salsa.

 “Menangislah, sepuas air mata yang kau punya. Jika itu bisa membuatmu melupakannya!” Oki menarik nafas. Ia heran dengan sahabatnya yang telah mempertahankan cinta yang tak tepat. Bah, seperti apa cinta yang tak tepat itu? Sementara ia sendiri tak pernah mengalami apa yang dirasa Salsa. Salsa sudah memilih dan itulah pilihannya.

“Cukup Sa! Cukup! Itu semua hanya akan membuatmu bodoh! Kau punya talenta! Kau punya sesuatu yang tak dimiliki oleh orang lain. Peluang mu lebih besar. Kenapa harus pikiran tak penting itu menggelayuti otak mu! Kau harus lupakan semua dan bertekadlah pada diri sendiri bahwa kau bisa melupakannya!”  Oki merebut jaket yang masih digenggaman Salsa dan membawanya ke halaman depan.

“Apa yg akan kau lakukan?” Salsa sesenggukan.

Langkah Oki semakin berpacu dan seolah menyeret Salsa untuk mengikuti langkahnya.

Oki menumpahkan minyak tanah pada jaket itu. Dan kresss, korek api pun dinyalakan.

“Ini! Ini yang akan ku lakukan.”

“Oki! Kau tak berhak atas jaket itu! Hentikan hal konyol ini!” Salsa berteriak menghalau Oki.

Buuuurrrr!!! Api itu bertemu minyak kemudian melahap jaket yang berada ditengah keduanya.

Maafkan aku, semuanya demi kebaikanmu… Denting hati Oki.

Salsa tertegun. Ia limbung. Sejahat itu Oki padanya. Ia sama sekali tak menyangka semua ini akan terjadi.

“Kau puas Ki? Kau puas dengan semua ini?” Salsa menengadahkan wajahnya.

“Belum, selama kau belum bisa melupakannya.”

Air mata itu berebut berjatuhan menapaki bumi. 

“Apakah salah jika aku mencintai, Ki? Apakah salah jika aku memiliki harapan? Aku wanita ki… Dan ketika hatiku memilih maka sulit untuk melupakan.”

“Jangan sok jadi Juliet, jangan sok jadi Ratna dan jangan sok berdalih mempertahankan kesetiaan jika kau sendiri tak mendapatkannya! Dalam cinta perlu adanya logika, Sa! Berapa kali kau tersakiti, harusnya kau berpikir bahwa kau telah mencintai orang yang salah. Yang bahkan untuk sekedar memikirkan mu pun tidak. Logis Sa! Sadar! Kau harus membuka diri. Setidaknya kau harus berjuang untuk memusnahkan rasa cinta itu. Anggaplah dia telah benar-benar mati.” Oki memeluk sahabatnya. Salsa sesenggukan dibuatnya. Ini bukan perkara mudah. Soal hati, siapa yang mau menjamin? Ini soal kesetiaan dan Salsa yakin semua akan berbuah indah meski pada akhirnya menyakitkan sekalipun. Bukankah sejatinya kesetiaan itu merupakan sebuah wujud kebaikan?

“Lupakan semuanya Sa! Ingat, cinta pada manusia itu fana, Sa! Tak ada yg abadi dan berharaplah hanya pada yg memiliki harapan. Kau hanya butuh waktu. Itu saja!” 

Salsa tahu mungkin inilah saat yang tepat untuk melupakan semua. Semua kenangan, semua perjalanan dan semua perasaan.

Cukup dengan kata LUPAKAN! Dan semuanya terhapus begitu saja? Ya, setidaknya itu merupakan awal dari keterhapusan cinta itu sendiri. Karena sesungguhnya Salsa pun telah jengah dengan kondisi yang menimpanya. 

Kini saatnyalah ia melupakan cinta yang fana itu. Membiarkannya seperti abu jaket dan kemudian berlari untuk melepaskan abu tersebut terbawa angin. 

Sekaranglah saatnya! Membuang semua kenangan yang telah terjadi, Tegak berdiri karena ada banyak harapan yang telah menanti. 

“Kau benar ki, hanya orang bodohlah yang selalu memikirkan yg tak pasti!“ Salsa mengusap air matanya dan tersenyum indah, mengikhlaskan semua.

“Ya, kau memang selalu lebih pintar berteori, Sa. Maka buktikanlah bahwa teori mu, benar! Belajarlah merasakan bahagia, Sa...”

Senandung lagu "Manusia Pecinta" pun mengalun syahdu...

Jangan kau mencinta karena manusia
Suatu saat nanti kau pasti kecewa
Namun bila cinta
Karena Allah saja
Kan kekal abadi selamanya…
Tak pernah lekang, tak pernah hilang…
Karena Allah yang menjaga cinta kita…

***

Hehe, maaf cerpen Gak Jelas, iseng-iseng buat cerpen walaupun gak jelas, ckckck :P

15 comments

  1. Terinspirasi dari kisahmu sendiri ya mbak? ;D :D

    ReplyDelete
  2. cieee.. shine...
    kisah nyata di tulis jadi ceren...


    *kabuuur

    ReplyDelete
  3. Ya, kau memang selalu lebih pintar berteori, Sa. Maka buktikanlah bahwa teori mu<------manusia mmg selalu pintar berkata2 tapi kalau untuk menerapkannya hanya 20% yg mampu sempurna dgn kata2nya

    ReplyDelete
  4. @Una dan Mba Ucrit : iccchhh, kalian ini iseeeeng T___T
    Seriusan ini fiksi tok, ga ada sangkut pautnya dg aku :P

    @mas Kahfi : huuh mas, betul... semoga kita termasuk pribadi yg tidak munafik, aamiin

    @mas 21inchs : cieee... Subang belok kiri ajah ah, ckckck :P

    ReplyDelete
  5. hiksss...sedih---menyentuh banget,,,air mataku udah 1 kolam no.. huaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh

    ReplyDelete
  6. cinta pada manusia itu fana,Tak ada yg abadi dan berharaplah hanya pada yg memiliki harapan....nice nih...

    ReplyDelete
  7. lha itu bisa buat cerpen..keren kok...

    ReplyDelete
  8. @ocy : 1 kolam? ga sekalian sedanau atau selaut z cy? :P

    @mba Jiah : makasih mba :)

    @mba faniii : asyeeek, Alhamdulillah ya sesuatu bgt dibilang keren sama mba fani, ahahaha :D :P

    ReplyDelete
  9. saya gak kuat harus ditinggal. cinta itu buat buat saya, nikmat, haru, indah. tapi emang gak selamanya yang kita cintai itu milik kita

    ReplyDelete
  10. berharap bukan berdasar true story...

    ReplyDelete
  11. cinta kepada manusia kadang membuat kita melupakan cinta kepada Tuhan,karen hidup saat ini & nanti hanya sebagai titipan dari Tuhan kepada kita,untuk menjadi manusia yang terbaik

    ReplyDelete
  12. sudahlah sepak saja bayangannya ;)

    ReplyDelete
  13. Cinta bukan sesuatu yang bisa dilihat dengan mata telanjang Sa maupun dengan beragam rumus rumit

    Cinta itu sederhana tapi susah untuk didefinisikan

    Mungkin saja laki2 itu mencintaimu Sa, namun dia memiliki alasan khusus mengapa ia bersikap seperti itu

    Kadang kita salah mengartikan

    Seseorang yang perhatian pada kita, kita anggap suka, padahal tidak

    Di sisi lain, ada seseorang yang seolah tak peduli dengan kehadiran kita, padahal jauh di lubuk hatinya dia begitu mencintai kita dan menginginkan kita untuk menjadi pasangan hidupnya

    Nah kah?

    Lihatnya dari kedalaman hatimu Sa

    *Mbak Miyo, Pakar cinta yang sudah berkali-kali jatuh bangun karena cinta tapi berakhir bahagia Insya Allah*


    untuk sementara konsultasi gratis, besok2 bayar lho ya


    wkwkwkwkwkwkwk

    ReplyDelete